1 Timotius 3:14-16 | Hidup sebagai Keluarga Allah

Renungan Khotbah Tafsir 1 Timotius 3:14-16 Meruntuhkan anggapan beberapa orang di luar sana yang bilang bahwa gereja kurang inilah - kurang itulah.
1 Timotius 3:14-16

Hidup sebagai Keluarga Allah — Saya pernah mendengar cerita tentang seorang pendeta yang mengunjungi salah satu anggota jemaatnya yang sudah lama sekali dia tidak kelihatan di gereja. Ketika pendeta itu sampai di rumah bapak tadi, dia melihat si bapak sedang menghangatkan diri (ceritanya di luar Indonesia) di depan perapian.

Lalu si pendeta ini ambil satu kursi dan duduk di dekat bapak ini. Bapak itu melihat sang pendetanya datang, dia hanya mengangguk dan diam tanpa bicara. Pendetanya pun tak bicara, mereka hanya sama-sama memandangi bara api di perapian itu.

Tak berapa lama kemudian, sang pendeta mengambil penjepit bara dan mencomot satu bara api dan menjauhkannya dari perapian yang menyala. Bapak itu hanya memperhatikan apa yang dilakukan pendetanya. Kemudian mereka melihat bahwa nyala bara api yang diambil dari perapiannya itu ternyata semakin meredup dan akhirnya jadi padam, jadi dingin.

Melihat bara api itu padam sang pendeta kemudian melihat jam dinding dan pamit pulang. Tetapi sebelum dia pulang, dia ambil lagi bara api yang sudah padam itu dan menaruhnya kembali ke dalam perapian. Segera setelah kembali ke perapian, si bara api yang padam itu pun kembali menyala.

Saya kira kita semua dan bapak tadi menangkap apa yang menjadi pesan sang pendeta dengan bara api itu. Bahwa kehidupan itu sulit, jelas sulit. Dan akan jauh lebih sulit lagi dihadapi apabila seseorang hanya menghadapinya sendirian! Yang dia butuhkan adalah tempat di mana dia bisa mengobarkan kembali nyala api yang mulai meredup karena beratnya kehidupan ini.
1 Timotius 3:14-16
Jemaat Allah, dasar dan penopang kebenaran
3:14 Semuanya itu kutuliskan kepadamu, walaupun kuharap segera dapat mengunjungi engkau.
3:15 Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.
3:16 Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
Dalam pembacaan Alkitab kita hari ini, 1 Timotius 3:14-16, ketika Paulus berbicara tentang 'hidup sebagai keluarga Allah' yang bisa menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran ... di situlah sebenarnya Paulus berbicara tentang sebuah tempat - kebersamaan - di mana orang-orang bisa memulihkan diri dan menemukan kembali kobaran bara api yang mulai meredup itu.

Pertanyaan besarnya adalah: sudahkah kebersamaan yang telah kita jalin selama ini, di tengah keluarga, di tengah keluarga jemaat Allah menjadi tempat yang seperti itu??

Atau jangan-jangan yang kita dapatkan malah seperti ini:

(ah ... sayang .. gambar slidenya hilang ... jadi gambarnya itu ada dua anak kecil .. cewek cowok, meranin jadi papa mama, nah .. si ceweknya itu nodong si cowok ini untuk ambil uang di dompetnya ... yang keren itu ekspresi ketakutannya si cowok kecil ini yang akhirnya .. tanpa daya, menyerahkan dompetnya dan isinya ke istrinya n_n)

Untung yang meranin anak-anak kecil, jadi agak lucu ngeliatnya. Pulang ke rumah, kepala mumet, pengennya hati jadi tenang, damai tapi malah jadi tambah horor di rumah.

Pergi ke gereja juga sama. Pengennya dikuatkan tapi kok malah jadi panas gini yach suasananya?

Yang menjadi perjuangan kita bersama adalah menjadikan tempat kebersamaan kita, di keluarga, di jemaat, di lingkungan sekitar kita, kita rindu untuk membangun keluarga yang sejati, keluarga yang sesungguhnya; Yang Real.

Musuh kita bersama adalah kehidupan yang mulai kehilangan api membara, mulai dingin, mulai kehilangan gairah, mulai horror.


Orang-orang barat menggunakan satu akronim untuk mengobarkan kembali bara api yang mulai redup itu:

REAL Familly!

R - Respecting: berikan penghargaan, ucapkan terimakasih

"duh sayang .. ini telur ceploknya manis amat ya ... biar warnanya 'putih tua' [kegosongan maksudnya] tapi manis dan tetap cantik ... secantik yang membuat sarapan ini"

E - Encouraging: berikan dukungan selalu

"Yang sabar ya pa ... papa gak sendirian kok hadapin semua ini .. ada mama, ada anak-anak yang siap mendukung dan selalu memberikan semangat dan doa untuk papa"

A - Affirmating: Memberikan peneguhan

"Ayo dek .. sedikit lagi kamu berhasil .. tetap semangat ya ... kamu pasti bisa ... jangan menyerah, tapi berserah sama Tuhan ... minta kekuatan sama Tuhan. Semangat!"

L - Loving: Mengasihi ...

"Meskipun di luar sana banyak yang manis-manis neng ... akang teh tos cinta mati sama eneng ... Cuma eneng yang bisa membuat hati akang teh tentrem ... damai ... Ah .. pokoknya mah eneng sagalanya buat akang ... " [bukanlagingegombal.com]

Hari ini .. 76 tahun sudah kita hidup bersama dalam persekutuan jemaat Tuhan di GKP di Jawa bagian Barat ... 76 tahun berjalan bersama ... meruntuhkan anggapan beberapa orang yang bilang bahwa GKP kurang inilah .. kurang itulah .... tapi nyatanya kita mampu bertahan dan terus berkarya bagi Tuhan di bumi Pasundan.

Mari kita syukuri apa yang telah Tuhan berikan, tunjukkan dan percayakan kepada kita sejak dahulu sampai selamanya. O ya, kita tidak akan pernah sendirian: ada saudara-saudara, ada keluarga dan terlebih ada Tuhan yang siap membawa kobaran nyala api dalam bara kehidupan kita bersama.

Worship is not a part of the Christian life; it is the Christian life. (Gerald Vann)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>