Kejadian 32:1-32 | Berdamai dengan Masa Lalu

Renungan Khotbah Tafsir Kejadian 32:1-32 Mengapa memilih untuk lari dan tidak mencari pemulihan dari semua ketakutan dan beban yang kita tanggung?
Kejadian 32:1-32

Berdamai dengan Masa Lalu — Masih ingat dengan tokoh ini? Dulu dia adalah anak kesayangan ibunya.

Berbeda dengan kakaknya yang suka berburu ke hutan, tokoh kita ini lebih suka membantu mama di dapur.

Peristiwa yang terjadi kira-kira dua puluh tahun yang lampau telah menjadi bayang-bayang dalam hidup tokoh kita ini.

Mari kita membaca kisah hidupnya.
Kejadian 32:1-32
Yakub takut bertemu Esau
32:1 Yakub melanjutkan perjalanannya, lalu bertemulah malaikat-malaikat Allah dengan dia.
32:2 Ketika Yakub melihat mereka, berkatalah ia: "Ini bala tentara Allah." Sebab itu dinamainyalah tempat itu Mahanaim.
32:3 Sesudah itu Yakub menyuruh utusannya berjalan lebih dahulu mendapatkan Esau, kakaknya, ke tanah Seir, daerah Edom.
32:4 Ia memerintahkan kepada mereka: "Beginilah kamu katakan kepada tuanku, kepada Esau: Beginilah kata hambamu Yakub: Aku telah tinggal pada Laban sebagai orang asing dan diam di situ selama ini.
32:5 Aku telah mempunyai lembu sapi, keledai dan kambing domba, budak laki-laki dan perempuan, dan aku menyuruh memberitahukan hal ini kepada tuanku, supaya aku mendapat kasihmu."
32:6 Kemudian pulanglah para utusan itu kepada Yakub dan berkata: "Kami telah sampai kepada kakakmu, kepada Esau, dan iapun sedang di jalan menemui engkau, diiringi oleh empat ratus orang."
32:7 Lalu sangat takutlah Yakub dan merasa sesak hati; maka dibaginyalah orang-orangnya yang bersama-sama dengan dia, kambing dombanya, lembu sapi dan untanya menjadi dua pasukan.
32:8 Sebab pikirnya: "Jika Esau datang menyerang pasukan yang satu, sehingga terpukul kalah, maka pasukan yang tinggal akan terluput."
32:9 Kemudian berkatalah Yakub: "Ya Allah nenekku Abraham dan Allah ayahku Ishak, ya TUHAN, yang telah berfirman kepadaku: Pulanglah ke negerimu serta kepada sanak saudaramu dan Aku akan berbuat baik kepadamu--
32:10 sekali-kali aku tidak layak untuk menerima segala kasih dan kesetiaan yang Engkau tunjukkan kepada hamba-Mu ini, sebab aku membawa hanya tongkatku ini waktu aku menyeberangi sungai Yordan ini, tetapi sekarang telah menjadi dua pasukan.
32:11 Lepaskanlah kiranya aku dari tangan kakakku, dari tangan Esau, sebab aku takut kepadanya, jangan-jangan ia datang membunuh aku, juga ibu-ibu dengan anak-anaknya.
32:12 Bukankah Engkau telah berfirman: Tentu Aku akan berbuat baik kepadamu dan menjadikan keturunanmu sebagai pasir di laut, yang karena banyaknya tidak dapat dihitung."
32:13 Lalu bermalamlah ia di sana pada malam itu. Kemudian diambilnyalah dari apa yang ada padanya suatu persembahan untuk Esau, kakaknya,
32:14 yaitu dua ratus kambing betina dan dua puluh kambing jantan, dua ratus domba betina dan dua puluh domba jantan,
32:15 tiga puluh unta yang sedang menyusui beserta anak-anaknya, empat puluh lembu betina dan sepuluh lembu jantan, dua puluh keledai betina dan sepuluh keledai jantan.
32:16 Diserahkannyalah semuanya itu kepada budak-budaknya untuk dijaga, tiap-tiap kumpulan tersendiri, dan ia berkata kepada mereka: "Berjalanlah kamu lebih dahulu dan jagalah supaya ada jarak antara kumpulan yang satu dengan kumpulan yang lain."
32:17 Diperintahkannyalah kepada yang paling di muka: "Apabila Esau, kakakku, bertemu dengan engkau dan bertanya kepadamu: Siapakah tuanmu? dan ke manakah engkau pergi? dan milik siapakah ternak yang di depanmu itu? --
32:18 jawablah: milik hambamu Yakub; inilah persembahan yang dikirim kepada tuanku Esau, dan Yakub sendiripun ada di belakang kami."
32:19 Begitulah diperintahkannya baik kepada yang kedua maupun kepada yang ketiga dan kepada sekalian orang yang berjalan menggiring kumpulan hewan itu, katanya: "Seperti perkataanku tadilah kamu katakan kepada Esau, apabila kamu berjumpa dengan dia;
32:20 dan kamu harus mengatakan juga: Hambamu Yakub sendiri ada di belakang kami." Sebab pikir Yakub: "Baiklah aku mendamaikan hatinya dengan persembahan yang diantarkan lebih dahulu, kemudian barulah aku akan melihat mukanya; mungkin ia akan menerima aku dengan baik."
32:21 Jadi persembahan itu diantarkan lebih dahulu, tetapi ia sendiri bermalam pada malam itu di tempat perkemahannya.

Pergumulan Yakub dengan Allah
32:22 Pada malam itu Yakub bangun dan ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok.
32:23 Sesudah ia menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya.
32:24 Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
32:25 Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.
32:26 Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku."
32:27 Bertanyalah orang itu kepadanya: "Siapakah namamu?" Sahutnya: "Yakub."
32:28 Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang."
32:29 Bertanyalah Yakub: "Katakanlah juga namamu." Tetapi sahutnya: "Mengapa engkau menanyakan namaku?" Lalu diberkatinyalah Yakub di situ.
32:30 Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!"
32:31 Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, ketika ia telah melewati Pniel; dan Yakub pincang karena pangkal pahanya.
32:32 Itulah sebabnya sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutupi sendi pangkal paha, karena Dia telah memukul sendi pangkal paha Yakub, pada otot pangkal pahanya.

Beban Masa Lalu

Yakub namanya. Karakter Yakub disimpulkan sebagai seorang penipu atau perampas apa yang bukan menjadi miliknya.

Kita tentu masih ingat peristiwa sup kacang merah di mana dia ‘merebut’ hak kesulungan dari kakaknya atau peristiwa ‘pura-pura berbulu’ di mana dia juga ‘merebut’ berkat yang seharusnya diberikan kepada Esau kakaknya.

Atau peristiwa ‘memperdaya mertua saya’ ketika Yakub ‘mengakali’ hewan ternak milik Laban.

Hari ini, tokoh kita ‘menuai’ apa yang telah ditaburnya di masa lalu. "Yakub takut bertemu dengan Esau," begitu judul yang ada dalam perikop kita.

Mari bayangkan sejenak bagaimana rasanya hidup selama dua puluh tahun lebih dengan beban rasa ketakutan, tertekan karena ‘luka masa lalunya itu’.

Yakub sekarang dipenuhi oleh roh ketakutan dan bukan mustahil ia membenci dirinya sendiri jika ia melihat sejarah hidupnya yang kelam itu.

Perjumpaan yang Memulihkan

Kabar baik bagi kehidupan Yakub dimulai waktu ia berjumpa dengan ‘malaikat-malaikat Allah’. Dalam perjalanan pulang ke negeri nenek moyangnya, Yakub mulai berani menghadapi ‘beban masa lalunya,’ ketakutan terhadap Esau.

Tapi memang melepaskan rasa bersalah, tekanan jiwa, roh ketakukan dalam diri Yakub sungguh tidak mudah!

Lihat saja bagaimana dia mengatur seluruh iring-iringan keluarganya dan membaginya menjadi 2 pasukan (ayat 7, 16).

Ketakutan dan rasa bersalah masih kuat merasuk dalam diri Yakub waktu itu: ‘jika Esau menyerang, yang kalah pasti pasukan di depan, sedangkan aku dan keluargaku ada di belakang punya kesempatan untuk melarikan diri (ayat 8)’


Titik terang mulai mengubah beban masa lalu Yakub menjadi lebih ringan ketika Yakub ‘bergelut dengan Allah’.

Beban yang teramat berat Yakub itu mulai terangkat ketika Tuhan mengingatkan Yakub dengan berkata: “namamu tidak akan lagi disebut Yakub (yang artinya penipu), tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul dengan Allah dan manusia, dan engkau menang!”

Dari sanalah perubahan besar terjadi dalam hidup Yakub. Dia tidak lagi dikuasai oleh beban masa lalunya, melainkan ia sanggup menghadapi sumber ketakutan dan beban masa lalunya itu untuk meraih pemulihan diri yang utuh.

Berdamai dengan Masa Lalu

Kabar buruknya bagi kita hari ini adalah apa yang dialami oleh Yakub ketika dia menyadari tentang kehidupan masa lalunya dan kemudian hal itu membuat dia merasakan beban yang teramat dalam, bisa saja dialami oleh setiap kita hari ini.

Seperti yang dialami oleh Yakub, kita pun seringkali memilih untuk ‘lari’ dan tidak mau mencari pemulihan diri dari semua rasa ketakutan dan beban-beban yang kita tanggung!

Kabar baiknya adalah pengalaman Yakub hari ini menjadikan bukti bagi kita yang mungkin juga mengalami dan merasakan apa yang menjadi ketakutan dan beban Yakub waktu itu, bahwa: Kita Bisa Menang! Kita bisa Dipulihkan!

Baca: Kejadian 33:8-10
33:8 Berkatalah Esau: "Apakah maksudmu dengan seluruh pasukan, yang telah bertemu dengan aku tadi?" Jawabnya: "Untuk mendapat kasih tuanku."
33:9 Tetapi kata Esau: "Aku mempunyai banyak, adikku; peganglah apa yang ada padamu."
33:10 Tetapi kata Yakub: "Janganlah kiranya demikian; jikalau aku telah mendapat kasihmu, terimalah persembahanku ini dari tanganku, karena memang melihat mukamu adalah bagiku serasa melihat wajah Allah, dan engkaupun berkenan menyambut aku.

Nah, mari kita hari ini sama-sama share tentang beberapa hal:

Banyak orang di masa kini yang juga merasakan beban oleh karena masa lalunya. Tindakan-tindakan apa yang bisa mereka lakukan untuk bisa bebas dari beban masa lalu nya itu? Dan tindakan-tindakan apa yang membuat mereka tidak bisa lepas dari beban masa lalunya itu?

Berkaca dari pengalaman Yakub, apa yang dapat kita renungkan ketika kita pun hari ini mengalami beban-beban masa lalu?

Anda tidak dapat menaruh sebuah tanda Tanya (?) di tempat Tuhan menaruh sebuah tanda titik (.). Pusatkan perhatian pada apa yang dapat Anda ubah daripada apa yang Anda tidak dapat ubah! Jangan biarkan penyesalan-penyesalan kemarin menghancurkan harapan dan impian hari esok. (Joel Osteen, Your Best Life Now, 238)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>