Keluaran 18:13-27 | Perubahan? Siapa Takut!

Renungan Khotbah Tafsir Keluaran 18:13-27 Terampil dalam menghadapi perubahan.
Keluaran 18:13-27

Perubahan? Siapa Takut! — Ada satu cerita tentang sebuah kapal di laut yang melihat dalam radar bahwa ada sesuatu yang menghalangi laju perjalanan mereka.

Kapten kapal pun mengirim pesan “Mayde, mayde .. di sini kapten kapal pengangkut, anda yang berada di depan sana .. tolong putar kapal anda 60 derajat arah barat laut … minggir, sebab kapal kami mau lewat!”

Tak berapa lama ada suara yang menyahut dari radio, “pesan diterima dengan baik, tapi kami tidak bisa berputar 60 derajat kea rah barat laut … kapal anda saja yang berputar”

Kapten kapal pun membalas, “Anda tidak mengerti perintah saya ya! Saya harap kapal anda yang berputar 60 derajat!”

“Maaf di sini Menara Penjaga, sebaiknya kapal anda saja yang berputar!”

Kenyataannya, tidak semua orang dengan mudahnya bisa menerima diri bahwa dirinya lah yang seharusnya mengalami perubahan.
Keluaran 18:13-27
Pengangkatan hakim-hakim
18:13 Keesokan harinya duduklah Musa mengadili di antara bangsa itu; dan bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang.
18:14 Ketika mertua Musa melihat segala yang dilakukannya kepada bangsa itu, berkatalah ia: "Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?"
18:15 Kata Musa kepada mertuanya itu: "Sebab bangsa ini datang kepadaku untuk menanyakan petunjuk Allah.
18:16 Apabila ada perkara di antara mereka, maka mereka datang kepadaku dan aku mengadili antara yang seorang dan yang lain; lagipula aku memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah."
18:17 Tetapi mertua Musa menjawabnya: "Tidak baik seperti yang kaulakukan itu.
18:18 Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja.
18:19 Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau. Adapun engkau, wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah.
18:20 Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan.
18:21 Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.
18:22 Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan engkau turut menanggungnya.
18:23 Jika engkau berbuat demikian dan Allah memerintahkan hal itu kepadamu, maka engkau akan sanggup menahannya, dan seluruh bangsa ini akan pulang dengan puas senang ke tempatnya."
18:24 Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya.
18:25 Dari seluruh orang Israel Musa memilih orang-orang cakap dan mengangkat mereka menjadi kepala atas bangsa itu, menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.
18:26 Mereka ini mengadili di antara bangsa itu sewaktu-waktu; perkara-perkara yang sukar dihadapkan mereka kepada Musa, tetapi perkara-perkara yang kecil diadili mereka sendiri.
18:27 Kemudian Musa membiarkan mertuanya itu pergi dan ia pulang ke negerinya.

Ada Apa dengan Musa?

Apa yang ada dalam pikiran Musa dalam pembacaan Alkitab kita hari ini ketika dia “duduk mengadili seluruh bangsa Israel dari pagi sampai sore – seorang diri?”

Apakah Musa menganggap orang lain tidak mampu melakukan apa yang dia lakukan? Apakah Musa egois? Apakah Musa mau bertindak sewenang-wenang dengan hanya menjadi pengadil tunggal dalam kehidupan bangsa Israel waktu itu?

Ternyata semua yang kita bisa pikirkan tadi ketika melihat tindakan Musa dalam ayat yang ke 19, tidak menjadi kenyataan.

Sebab ketika Musa ‘dinasihat’ oleh mertuanya, Musa mau menerima ‘nasihat’ itu dan siap dalam melakukan sebuah perubahan besar dalam pekerjaan pengadil Israel waktu itu: Bekerja secara bersama-sama dengan orang lainnya! (ayat 19-26).

Mengapa seseorang agak alergi dengan yang namanya perubahan? Menjadi takut bila ada satu perubahan yang terjadi di dalam hidup kita. Misal – dari yang punya pekerjaan menjadi tidak punya pekerjaan, atau ada contoh lain?

Saya pernah baca buku tentang dua ekor tikus yang sama-sama kehilangan keju yang menjadi makanan mereka.

Yang satu berkata “Who moved my cheese? Dan jadi lesu dan tidak bertindak apa-apa”

Yang satu lagi ketika dia sadar bahwa dia kehilangan keju makanannya itu, dia buru-buru mencari jalan-jalan baru untuk menemukan keju yang baru juga."

Yang satu sigap menghadapi perubahan, yang satu lagi tertunduk lesu menghadapi perubahan.


“Ah itu kan contohnya dari positif ke negative, dari ada jadi kehilangan”

Eh, jangan salah … banyak orang juga yang tidak berani mengambil resiko untuk menghadapi satu perubahan yang mungkin merupakan langkah maju dalam kehidupannya!

Mengapa? Karena merasa aman – nyaman dengan apa yang ada sekarang ini.

Sayangnya, setiap kita tidak mungkin menghindari yang namanya perubahan!

Bayangkan saja bila Musa tetap saja melakukan apa yang dilakukannya dia ayat 13 … hmmm, cape aja dia!

Bayangkan saja bila kapten kapal dalam cerita di awal tadi keukeuh ‘gak mau berubah … nabrak lah dia!

Perubahan? Siapa Takut!

Hari ini ada beberapa hal yang mau kita renungkan agar kita punya keterampilan untuk menghadapi perubahan:

Milikilah keterampilan menganalisa keadaan seperti yang dimiliki oleh Mertua Musa!

Baru saja dilihat oleh Mertua Musa apa yang dilakukan oleh Musa, dengan cepat Mertuanya bisa menyimpulkan sesuatu yang membawa pencerahan bagi Musa.

Memang, seringkali yang terjadi seperti itu, karena kita sudah terbiasa, terpola, ter-tradisi, sehingga kita sulit untuk bisa melihat celah-celah baru yang bisa membawa pencerahan karena kemauan untuk berubah!

Milikilah kemampuan untuk mendengarkan suara orang lain seperti yang dilakukan Musa!

Ini juga fakta lho, seringkali orang lain jauh lebih bisa untuk berpikir jernih daripada kita, ketika kita mungkin menghadapi satu masalah.

Saat-saat kita menghadapi satu pergumulan yang me-mumet-kan pikiran kita, kita bisa meniru apa yang dilakukan oleh Musa ini. Siap mendengarkan dari sisi orang lain dan siap untuk menghadapi perubahan!

Mahluk yang mampu bertahan hidup bukanlah mahluk yang kuat atau yang cerdas, tetapi mahluk yang bisa merespon perubahan. (Charles Darwin)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>