Matius 25:1-13 | Berani Berkata Tidak

Renungan Khotbah Tafsir Matius 25:1-13 Semoga masih ada waktu untuk belajar dari kebodohan kemarin untuk lebih bijak di masa depan.
Matius 25:1-13

Berani Berkata Tidak — Sepertinya ini kisah nyata dalam sebuah kegiatan pencarian dana. Ada seorang anak kecil berumur 13 tahun ternyata sukses menjual 11.200 kotak kue. Wah, hebat bener ya ni anak. Kalau anak-anak yang lain cuma bisa jual 100 kotak, 500 kotak, atau 1000 kotak. Kok bisa ya dia jual sebanyak itu.

Saya ingat dulu, cari dana dengan ngecrek di pintu tol. Ada satu teman yang memang dapat jauh lebih banyak dari pada yang lain. Ya kami tahu lah alasannya: "Dia jauh lebih manis, lebih putih, selalu pasang senyum waktu ngecrek dulu ... siapa yang gak suka cewek seperti dia?"

Itu teman saya yang umurnya 23 tahun waktu itu. Akan tetapi yang tadi kan anak kecil umur 13 tahun dan sudah punya bakat luar biasa jadi direktur penjualan.

Pada waktu ditanya apa kunci sukses sehingga dia bisa jual 11.200 kue, dia cuma bilang gini: "Oh, kamu harus tatap mata orang-orang itu dan membuat mereka merasa bersalah kalau sampe mereka gak beli ini kue!"

Luar biasa! Kecil-kecil dah tau cara manipulasi pikiran orang hahahaha. Si kecil ini tahu bahwa memang tidak mudah seseorang untuk bisa mengatakan tidak dalam hidupnya.

Dalam perikop Alkitab kita hari ini, kita bertemu dengan 5 orang gadis yang bijak dan 5 gadis lainnya yang dikatakan di sana 'bodoh'.
Matius 25:1-13
Gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh
25:1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
25:2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
25:7 Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
25:9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
25:11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!
25:12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.
25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
Satu pertanyaan yang menjadi perenungan saya sewaktu mempersiapkan ini adalah di mana letak kebijaksanaan dan kebodohan para gadis itu sehingga mereka diberi cap 'bijak' dan yang lainnya 'bodoh'?

Ada dua hal yang mau kita renungkan hari ini:

Mengetahui

Pertama, ke sepuluh gadis dalam teks kita hari ini, mereka semua tahu apa yang sedang mereka tuju dan nantikan: Mereka sedang menunggu kedatangan mempelai pria dan nanti bersama-sama dengan mempelai pria itu, mereka akan masuk ke dalam perjamuan kawin.

Saya agak kaget ketika saya membaca bahwa memang tradisi pernikahan di Timur Tengah Kuno waktu itu mempelai pria nya memang wajib datang terlambat untuk menegaskan bahwa dia gak terlalu tergila-gila kepada mempelai perempuannya ... jadi agak sok jual mahal lah mereka waktu itu.

Kalau hal itu sudah jadi rahasia umum, bukankah bijaksana sekali apabila 5 gadis dari 10 gadis itu, mereka mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi, sehingga mereka juga bawa cadangan minyak, kalau-kalau datangnya gak tepat waktu tuh si penganten.


Jalan hidup kita pasti gak akan selalu mulus, lancar dan manis kan ya. Sewaktu kehidupan berjalan tidak sesuai rencana, pertanyaan pentingnya adalah, apa yang kita lakukan dan sudah persiapkan agar pelita itu tetap menyala?

Bagi 5 gadis yang di sebut bijak itu, mereka mempersiapkan buli-buli minyak cadangan agar pelita mereka tetap menyala. Kita?

Maaf, Tidak

Yang terakhir, ke lima gadis bijaksana itu disebut bijak karena keberanian mereka untuk berkata tidak.

Matius 25:9
Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.

Tidak! Karena ini penting untuk saya.
Tidak! Karena ini prinsip dalam hidup saya.
Tidak! Karena nanti kalau saya bilang iya, kita berdua bisa berabe!

Semua persiapan dan perencanaan yang telah kita buat bisa hancur berantakan seketika karena ketidaktegasan kita berkata tidak!

Tergoda untuk mengatakan ya yang justru membuat kita kehilangan tujuan ke depan:
Ya, untuk melihat dan copy-paste paper teman
Ya, untuk tidak menyia-nyiakan waktu bisa 7 tahun di kampus.

Pertanyaan besarnya adalah kita ini sekarang ada di kelompok yang mana?

Kalau saya, seringkali saya ngerasa bahwa saya ini ada di kelompok yang 'bodoh' itu. Dan harapan saya, harapan kita dan perjuangan kita adalah semoga masih ada waktu untuk kita belajar dari kebodohan-kebodohan kemarin untuk menjadi lebih bijak di masa depan.

Alasan mengapa begitu sulit bilang tidak … (karena) kata tidak terkait dengan penolakan, yang dalam hal ini dirasakan sebagai penolakan atau penyangkalan terhadap diri sendiri (atau orang lain). (Dalai Lama dan Howard Cutler, Seni Hidup Bahagia, 31)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>