Matius 6:9a-13 | Arti Doa Bapa Kami

Renungan Khotbah Tafsir Matius 6:9a-13 Doa Bapa Kami itulah ringkasan Injil.
doa bapa kami

Matius 6:9a-13 — Syalom, apa kabar semua? Hari ini kita sama-sama mau mempersiapkan diri menerima undangan Tuhan dalam perjalanan Kudus-Nya. Dan kita mau merenungkan satu hal yang penting dalam hidup kita sebagai orang percaya, yaitu: membangun komunikasi dengan Dia di dalam doa.

Saya mau mengajak kita untuk mengingat-ingat masa-masa dulu, ketika kita pertama kali belajar membangun komunikasi dengan Tuhan dalam doa. Ya kita memang sampe sekarang masih terus belajar, tapi kalo inget-inget yang dulu, mungkin Bapak Ibu dan saya jadi senyum-senyum sendiri nginget pengalaman doa dulu.

Saya inget, kali pertama itu pimpin doa itu groginya luar biasa. Sekarang masih grogi, tapi dulu itu lebih luar biasa. Mata berkedip-kedip gerak saat berdoa, keringetan parah. haduh.

Saya inget juga teman kecil saya kalau berdoa makan.
“Tuhan ade mau makan pake tempe tahu ikan nasi (terus tiba-tiba ada yang ngambil itu tahunya di meja, dia bilang:) Yah Tuhan ... tahunya kok ilang ya ... tadi ada lho tahu di situ“

Waktu kuliah juga ada teman saya pimpin doa makan
“Terpujilah namamu yang telah memberi berkat kepada kami .. Amin.“ Dan semua orang jadi kaget hahaha. Bisa ya ternyata doa sependek itu (Kenapa enggak bisa? Bisa kok, kan doa bukan panjang pendek isinya. Bener kan ya)

Itu dari saya, kalau ibu atau bapak ada yang mau cerita?
Oh ya, saya punya satu film pendek. Saya kira anak kecil ini pun pasti senyum-senyum kalo dia sudah gede nanti nonton film dia ini.



Setiap kita rasanya punya kerinduan untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dari dulu sampe sekarang.

Dalam pembacaan Alkitab kita, perikop Alkitab paralel –nya – Lukas – Menceritakan murid-murid Yesus yang memohon: “Tuhan ajar kami berdoa!“ Lalu Yesus pun mengajarkan “Doa Bapa kami“.

Ada sesuatu yang spesial dalam Doa Bapa Kami ini.

Saya cukup terkejut ketika salah satu Bapa Gereja abad ke-II, Tertulianus, dengan berani menyebutkan bahwa Doa Bapa Kami itulah ringkasan Injil!

Kebayangkan 4 Injil setebal itu. Ringkasannya cuma berapa baris?!

Nah, hari ini kita mau merenungkan 3 hal yang menjadi jiwa dalam Doa Bapa Kami dan hal itu pun seharusnya berakar dalam hidup orang percaya.

(1) Pengakuan bahwa ALLAH itu dekat.

Allah itu gak dipanggil Om, Pak de dan gak usah teriak-teriak pake toa. Sebab Allah itu Bapa. Kita sering denger becandaan yang kayak gitu kan ya.

Orang-orang zaman Yesus dulu sama sekali gak terbayang Allah sebagai Bapa, Kenapa? Karena Pemimpin Agama Yahudi waktu itu memperkenalkan Allah seperti Allah yang menjadi Hakim, Dia Keras, Tukang Hukum, calon kena makian dan tuduhan kalo mereka datang!

Akan tetapi ketika Yesus mengajarkan bahwa Allah itu Bapa kita, mulai muncul keberanian untuk datang kepada Allah, karena mereka yakin Yesus (yang adalah Firman Allah yang sehakikat dengan Allah itu sendiri) gak akan nolak mereka.


Jika Allah sedekat itu dalam hidup kita, yang dibutuhkan kita sebenarnya tinggal satu: Berani untuk datang menghampiri Bapa kita.

“Iya mau, tapi saya sampe sekarang gak bisa berdoa. Doa saya jelek!“

I Samuel 1:14-15
Lalu kata Eli kepadanya: "Berapa lama lagi engkau berlaku sebagai orang mabuk? Lepaskanlah dirimu dari pada mabukmu." Tetapi Hana menjawab: "Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati; anggur ataupun minuman yang memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan TUHAN.

Ternyata doa itu curhatnya kita. Katakanlah apa yang jadi perasaan-beban-pegumulan kita kepada Dia di dalam doa kita.

(2) Pengakuan bahwa Allah tau apa yang menjadi kebutuhan kita.

Makanya Yesus ajar kita doa “jadilah kehendak-Mu“

Pernah ada ilustrasi cerita tentang anak kecil minta sepatu ke mamanya.

Mama-nya: “Iya, nanti ya kalau kamu sudah besar baru dikasih sepeda.“ Kesel denger mamanya, malemnya dia berdoa kenceng-kenceng. “Tuhan aku mau sepeda! ” – Hus ga usah kenceng-kenceng Tuhan denger!“ kata mba nya. "Iya Tuhan denger tapi kan nenek kita agak kurang denger kak."

Lalu dua hari dia nunggu gak dapat juga . Dia pergi ke gereja katolik, ambil patung Bunda Maria yang kecil, pulang kerumah dia berdoa “Tuhan, ibumu aku sandera, kasih aku sepeda dulu, baru aku pulangin ibumu!”

Banyak orang yang di dalam doanya itu terkesan memaksa kehendak-Nya.

Biar gak maksa tapi kalo Tuhan gak jawab sesuai dengan keinginan kita, mulai kita patah hati.

Kalo begitu, mari kita coba melihat lebih luas lagi tentang kemungkinan-kemungkinan cara Allah menjawab doa – doa kita. Ada orang yang bersyukur lho karena dia jadi menjadi buta, contohnya: Fanny Crosby.

(3) Pengakuan bahwa Allah itu adalah Allah bagi semua orang.

Bapa Semua orang. Bapa Kami, bukan hanya Bapa-ku. Kita ini cuma anak-anak-Nya. Baik yang sudah ngakui Dia atau yang belum.

Jadi agak aneh dengar orang-orang yang pake nama ALLAH untuk hancurkan sesama anak-anak Bapa!! Peristiwa HKBP misalnya.

Dan yang paling menyedihkan adalah kalo ada berita bahwa di satu gereja, ada yang gontok-gontokan, berantem, pecah dan lupa bahwa kita ini satu Bapa.

Tantangan kita dalam menyambut undangan perjalanan Kudus Tuhan hari Minggu nanti adalah mari kita periksa hati dan pikiran kita sudahkah Allah menjadi Bapa bagi kita? Sebab Engkau-lah Bapa Kami.

Doa Bapa Kami dalam Kaligrafi Arab

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>