Wahyu 3:14-22 | Kristen Suam-suam Kuku

Renungan Khotbah Tafsir Wahyu 3:14-22 Kelihatan oke di luar, damai, aman, tentram, hebat. Akan tetapi, sayangnya rapuh di dalam.
Wahyu 3:14-22

Kristen Suam-suam Kuku — Beberapa hari yang lalu tanggal 14 April, 97 tahun yang lalu; Sebuah kapal yang sangat mewah dan paling besar yang pernah dibuat dalam sejarah manusia ternyata tenggelam.

Padahal, kapal ini didengung-dengungkan pada waktu itu sebagai Kapal yang tidak bisa tenggelam. Paling wah, paling hebat, makanya dikasih nama Titan-ic terinspirasi dari salah satu dewa Yunani Titan yang memiliki kekuatan luar biasa hebat.

Orang-orang waktu itu mengatakan, "Kita gak perlu perlindungan Tuhan, karena kapal ini tidak akan tenggelam! Bahkan Tuhan sendiri tidak akan bisa membuat kapal ini tenggelam."

Tapi ternyata, kita semua melihat minimal di Film nya lah (300 juta budget untuk bikin film itu katanya), bahwa ditengah-tengah perasaan paling hebat ternyata ada juga sisi kerapuhannya.

Ditengah-tengah rasa aman, nyaman, gak perlu bantuan siapa-siapa, bahkan Tuhan juga gak perlu. Hmmm, hati-hati, kita gak tau apa yang ada di depan sana. Sewaktu tiba-tiba dihadapan kita muncul gunung es, kita gak punya waktu cukup untuk menghindar dan jegerrrrr. Nabrak … tenggelam, seperti Titanic; Baru kita sadar betapa rapuhnya kita ini.

Dalam pembacaan Alkitab hari ini, kita bertemu dengan salah satu dari tujuh jemaat yang disebut dalam Wahyu. Kalau mau diibaratkan, diantara 6 jemaat yang lainnya – Loodikia ini Titanic nya. Merasa paling wah sehingga gak butuh siapa-siapa.
Wahyu 3:14-22
Kepada jemaat di Laodikia
3:14 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:
3:15 Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
3:16 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
3:18 maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
3:19 Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
3:20 Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
3:21 Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.
3:22 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."
Sejarah mencatat bahwa waktu itu terjadi gempa hebat yang membuat kota ini hancur dan menolak bantuan dari luar karena merasa mampu bangun sendiri. Merasa paling keren sehingga terbuai oleh rasa bangga terhadap diri sendiri Laodikia yang paling terkenal pada waktu itu.

Merasa paling hebat, sehingga ngandelin diri sendiri-nya itu tinggi. Alasannya: sekolah kedokteran di Loodikia emang paling mantab, apa lagi produksi obat oles mata mereka terkenal dizaman itu.

Akan tetapi, justru disitulah permasalahannya. Kelihatan oke diluar, damai, aman, tentram, hebat, dll. Tetapi sayangnya rapuh di dalam. Senggol dikit aja yang rapuh itu, hancur semuanya.

Wahyu 3:17
"Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,"

Bukan tanpa alasan Tuhan ngomong gitu, sebab ditengah-tengah ke–wah–an Laodikia, mereka punya sisi lemah. Air – Mereka tu import dari kota lain (sama seperti Singapore) jadi kalau mau menang lawan Laodikia / Singapore gampang – Cari darimana masuk pasokan air, tutup pasokan air, habislah mereka.

Dan yang lebih mengagetkan lagi Tuhan menyebut mereka sebagai Jemaat yang suam-suam kuku, gak panas gak dingin.

Saya cukup lama merenungkan kalimat ini: "Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas". Gereja yang panas okelah membara. Gereja yang dingin, baik? Pasti bukan dalam pengertian itu maknanya.

Gambarannya mungkin gini kalo kita masak makanan, supaya makanan itu bisa tahan lama diapain? Dipanasin atau didinginin. Kalau diantepin (dibiarkan) gitu aja? Satu hari, 2 hari basi! Dan kalo sudah basi, dimakan, pasti dilepehin lagi.

Makanan yang kehilangan fungsinya sama seperti apa aja termasuk gereja yang kehilangan fungsinya, hasilnya tinggal tunggu waktu basi dan ditinggalkan.

Hari ini kita mau merenungkan 2 hal.

Merasa "Wah" padahal "Weh"

Fakta bahwa saat-saat dimana kita merasa paling damai, aman, nyaman. Godaannya satu: jadi lupa sama Tuhan.

Punya duit banyak. Keluarga (lagu pelaut) "abis uang baru inget rumah." Kerjaan mapan masa depan terencana dengan baik, kelihatannya damai, terencana, tapi disitulah rapuhnya; Karena sewaktu terjadi hal-hal yang tidak kita harapkan damai itu bisa hilang.

Bapak, ibu yang kita butuhkan itu kedamaian yang sejati bukan semu, bukan yang sementara.

Wahyu 3:20
"Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku."

Ini dia kuncinya. Siapa yang kita ajak masuk untuk bicarain tetang hidup kita? Orang-orang?

Yang orang-orang lihat itu biasanya cuma gagalnya kita, ancur-ancurnya kita. Tapi kalo Tuhan? Yang Tuhan lihat itu apa yang sekarang ini gak bisa kita lihat. Masa depan yang dirancang sama Tuhan – Penjelasan Tuhan – Janji Tuhan.

Dan itulah kunci damai sejatinya kita. Asalkan kita gak lupa Tuhan dan meninggalkan Tuhan di luar.

Kehilangan Fungsi

Yang terakhir ….

Jemaat Laodika diberi peringatan keras sama Tuhan karena suam-suam kuku –nya.

Mereka kehilangan fungsi mereka sebagai gereja yang membuat Tuhan jadi eneg dan muntahin mereka. Gereja yang 'gak panas atau Gereja yang 'gak dingin.

Gereja yang adem ayem nunggu basi.

Saya kira itu tantangan kita bersama sebagai gereja. Apakah kita akan diam, gak ada pergerakan sampai akhirnya kapan gak tau kita jadi basi?

Atau kita berjuang sama-sama supaya kehadiran kita sebagai gereja juga dirasakan maknanya. Bukan hanya ke jemaat kita sendiri, tapi juga mencakup orang-orang lain diluar sana.

Hanya ada tiga jenis orang: Mereka yang beribadah kepada Tuhan karena telah menemukan Dia; Orang-orang lain yang sibuk mencari Dia karena belum menemukan Dia; Sementara yang selebihnya hidup tanpa mencari Dia dan tanpa menemukan Dia. Yang pertama: berakal sehat dan bahagia; Yang terakhir: bodoh dan tidak bahagia; Yang di antara keduanya: tidak bahagia dan berakal sehat. (Blaise Pascal)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>