Yesaya 55:6-13 | Menemukan Rancangan Damai Sejahtera-Nya

Renungan Khotbah Tafsir Yesaya 55:6-13 Karena sudut pandang kita terbatas, mari kita berjuang untuk temukan cara pandang Allah.
Yesaya 55:6-13

Menemukan Rancangan Damai Sejahtera-Nya — Pada suatu hari ada seorang anak yang bermain ditepian danau bersama perahu mainannya.

Saking asiknya ia bermain, ia kemudian sadar bahwa perahu mainannya itu bergerak menuju tengah danau. Bagaimana ini? Berenang, dia tidak bisa. Akhirnya menangislah dia sambil sambil teriak minta tolong.

Ada seorang bapak yang lewat dan kemudian tanya, "Kenapa dek? Oh, perahu itu ya. Sebentar ya."

Lalu apa yang dilakukan Bapak tadi?

Dia ambil bebatuan dan mulai melempar ke arah perahu anak kecil tadi.

Sontaklah anak kecil tadi marah. Akan tetapi tak lama kemudian anak kecil ini malah mengucapkan terima kasih kepada bapak yang lemparin batu ke arah perahu yang ada di tengah danau itu.

Kenapa anak kecil tadi marah? Karena dia tidak mengerti maksud si bapak tadi melakukan hal itu. Yang anak kecil tadi pikir dan tau cuma, "Waduh batu dilempar ke arah kapalku, bisa ancur tuh kapal!"

Padahal maksud si bapak adalah dia melempar batu agak jauh dari kapal anak kecil tadi sehingga dari cipratan air yang datang dari lemparan batu tadi, muncullah gelombang yang membawa kapal anak kecil tadi bisa diraih dan diambil kembali.

Pemberi Harapan Palsu?

Saya kira hal itu pula yang terjadi dalam hidup kita. Sewaktu kita bergumul, punya persoalan, ada rintangan-rintangan, betapa sulitnya kita memahami apalagi menemukan rancangan Allah dalam situasi kita itu.

Di mana Tuhan rancangan damai sejahtera-Mu kalo sampe sekarang aku masih pengangguran? Ada 4 juta pengangguran terdidik katanya. Ngejomblo juga. Keluargaku juga masih gini-gini ajah Tuhan. Ribut, kasar ...

Dan efek nya adalah ketika kita membaca Firman Tuhan tentang janji-janji manisnya Tuhan, kita menjadi berat untuk meng-amin-kan Janji Tuhan itu.

Berkat Tuhan! Pemulihan! Pembaruan! Reformasi Total!

Mana?

Dan tepat seperti itulah perasaan-perasaan yang sangat mungkin dialami oleh bangsa Israel dalam pembacaan Alkitab kita hari ini.
Yesaya 55:6-13
Seruan untuk turut serta dalam keselamatan yang dari Tuhan
55:6 Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!
55:7 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.
55:8 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
55:9 Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
55:10 Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan,
55:11 demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
55:12 Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan.
55:13 Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad, dan itu akan terjadi sebagai kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai tanda abadi yang tidak akan lenyap.
Yesaya 55:12-13
"Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan. Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad, dan itu akan terjadi sebagai kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai tanda abadi yang tidak akan lenyap."

Berangkat? Mana? orang masih dibuang kok.

Sukacita? Apanya? orang dijajah! Damai? Gimana? Ditindas kok damai!

Tidak ada itu pohon Sanobar – Pohon Murad yang kami liat dan rasakan sekarang cuma Semak Duri dan Kecubung.

Tujuh puluh tahun lamanya Israel dibuang ke negeri asing dan disana mereka betul-betul bergumul dengan kalimat "Kemasyuran Tuhan."

Dan sekarang ketika Tuhan mau menyatakan berkat kemerdekaan bagi mereka.

Hhmm terlalu lama menunggu, terlalu lama menanti, terlalu bosan mendengar janji yang tak kunjung datang.

Apakah hari ini kita pun memiliki perasaan-perasaan yang serupa dengan Israel kala itu?

Dan inilah jawaban peneguhan Tuhan bagi kita. Ada hal yang mau kita renungkan bersama.

Berkat Dibalik Pergumulan

Ketika Tuhan mengizinkan satu pergumulan datang, pasti ada sesuatu yang Tuhan ingin kita pelajari dibalik pergumulan itu.

Bagi Israel hal itu berarti Allah yang mau mendidik Israel agar Israel berbalik dari jalan yang salah kemarin-kemarin itu.

Kita tahulah bobroknya Israel zaman sebelum ini.

Itu Israel. Nah, bagi kita sekarang tantangannya adalah sewaktu bergumul mari berjuang untuk menemukan apa yang Tuhan ingin kita untuk pelajari.

Allah yang sedang mendidik, mengajar. Allah yang sedang mempersiapkan berkat dibalik pergumulan yang kita alami sekarang.

Kuncinya satu.

Yesaya 55:6
"Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!"

"Cari Tuhan – Ngobrollah sama Tuhan, bukan sama yang lain."

Sayangnya banyak orang di luar sana banyak yang lebih percaya sama omongan orang lain daripada omongan Tuhan.

Ada iklan yang lucu banget yang ada 'orang pinter' bilang, "Kamu gak cocok kerja di air." Masa depan kita tidak ditentukan oleh apa yang dikatakan oleh orang lain tentang hidup kita, bukan?

Cara Pandang Allah

Yesaya 55:8-9
"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."

Sewaktu kita bergumul, satu hal yang kita tau, lihat dan rasakan mungkin cuma terpaan ombak kerasnya aja, ruwet-ruwetnya hidup kita aja.

Dan akhirnya banyak orang bingung karena kurang memikirkan kemungkinan-kemungkinan maksud Tuhan dibalik pergumulan-keruwetan itu.

Kuncinya:
Karena sudut pandang kita terbatas, mari kita berjuang untuk temukan cara pandang Allah.

Visual: Sulaman
Lihat dari bawah, wedew. ancurnya bukan main. Kusut.
Akan tetapi, coba lihat dari atas. Keren kan.

Tidak akan Sia-sia

Menjalani hidup bersama Tuhan itu berarti kita gak akan pernah bertemu dengan yang sia-sia.

Semuanya bisa digunakan Allah demi kebaikan kita dimasa depan.

Yesaya 55:10-11
"Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."

Orang-orang yang tinggal dilereng gunung berapi, waktu meletus tuh gunung, sengsara nya setengah mati. Akan tetapi setelah keadaan menjadi tenang, suburnya bukan main tuh daerah di sana.

Lihat Paulus – pengalaman masa lalunya jalan hidupnya dulu. Sia-sia? Tidak! Justru dari peristiwa itulah mereka dapat menyaksikan kebaikan-kebaikan Tuhan ketika Dia mengizinkan peristiwa 'itu' terjadi dalam sejarah hidup mereka.

Mari kita lihat Pasal 56. Cukup baca judul perikopnya saja.

inilah Firman Tuhan yang akan digenapi oleh Tuhan bagi Israel. Sebentar lagi, sedikit lagi mereka akan melihat berkat keselamatan itu.

Kita betul-betul gak tau seberapa dekat kita dengan jawaban-jawaban Tuhan atas tiap-tiap doa tentang pergumulan-pergumulan kita.

Yang kita tau dan imani adalah bahwa Rancangan Tuhan itu ada. Karena Dia ada, kita tetap bisa merasakan dan menemukan damai sejahtera.

Bukankah itu adalah alasan utama kita supaya kita bisa tetap melanjutkan hidup dan berjuang sampai kita bisa menemukan berkat yang memang Tuhan sudah sediakan bagi kita?

Memohon kepada Allah untuk memberikan penjelasan suatu ujian sama dengan menghancurkan objek tujuannya. Iman sederhana serta ketaatan yang dituntut dari kita ketika mengalami ujian. (Alfred Edersheim)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>