Matius 6:16-18 | Ibadah itu ...

Renungan Khotbah Tafsir Matius 6:16-18 Ibadah itu ya begitulah.
Matius 6:16-18

Ibadah itu ... — Hari ini ada yang tau gak, saudara-saudara kita yang Muslim menjalani ibadah puasa hari ke berapa? Ke-7 ya, berarti masih ada sekitar 3 minggu lagi kita ikut menghormati saudara-saudara kita yang Muslim yang menjalankan ibadah puasa.

Ngomong-ngomong tentang bulan puasa, adakah sesuatu yang berbeda yang kita rasakan, dibandingkan bulan-bulan yang lain? Kalau saya yang ditanya seperti itu, jawabannya yang paling kerasa:

"Susahnya cari makanan buat makan siang ... warung pada tutup semua ... cari makanan susah ... hehe".

Kalau ibu-ibu biasanya akan bilang seperti ini: "Wah apa-apa teh sekarang makin mahal masuk bulan puasa teh ya ... jadi bingung mau masak apa ..."

Beberapa hari yang lalu, saya sempat melihat satu pendapat teman, dia seorang aktivis salah satu LSM di Jakarta, di Facebooknya dia menulis dengan agak kritis tentang bulan puasa ... dia menulis begini:

"Jelang Ramadhan yang jatuh satu tahun sekali, banyak yang serba mendadak. Mendadak insaf, mendadak sedekah, mendadak minta maaf ... mendadak baik ... Tapi setelah itu?"

Saya agak kaget juga membaca pendapat teman saya ini ... karena bukankah nantinya itu akan menimbulkan reaksi bagi mereka-mereka yang merasa "serba mendadak" itu di bulan puasa? Akan tetapi ... itulah teman saya .. dia mengungkapkan apa yang dia lihat, di dengar dan dia rasakan di bulan Ramadhan ini ..

Saya punya data ... katanya ada 6 jenis usaha yang harus ditutup total selama bulan puasa dan ada 3 jenis usaha yang harus diatur pelaksanaannya selama bulan puasa. Dan kalau tetep ngotot buka usaha itu .. heuh ... siap-siaplah bertemu dengan ormas-ormas yang dengan sukacita menutup paksa usaha-usaha yang 'bandel' itu. - walaupun nantinya ada juga orang yang berpikir ada kesan ya ujung-ujungnya soal duit ... sebab tebang pilih!! -

Saya gak mau membahas lebih jauh lagi tentang pemahaman saudara-saudara kita terhadap bulan puasa, mereka punya keyakinan, mereka punya cara pandang iman mereka sendiri ... dan kita harus menghargai itu.

Yang jelas dalam iman kita, dalam perikop kita hari ini Yesus pun berbicara sesuatu tentang ber-puasa. Dan Yesus menyampaikan pikiran-Nya itu dengan cara yang agak sedikit keras lho: "Jangan seperti orang munafik ... mereka udah dapat upahnya kalau mereka puasa dengan munafik seperti itu"
Matius 6:16-18
Hal berpuasa
6:16 "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
6:18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Munafik nya bagaimana? Mereka menunjukkan, memperlihatkan, mempertontonkan kepada semua orang bahwa mereka sedang ber-puasa: mukanya dimuram-muram-in karena laper, jadi lesu, gak bersemangat."Eh, kenapa kamu teh hari ini .. kok lesu banget sih .. lagi badmood ya?" .... "iya ih, saya kan lagi puasa ... udahlah kamu kalau makan jangan deket-deket sini, sana aja sok jauh-jauh"

Lah .. situ yang puasa ... malah nyusahin semua orang yang gak puasa!

Perikop yang kita baca ini adalah bagian kecil dari sebuah gerakan reformasi pikiran oleh Yesus ketika Yesus berkhotbah di bukit ... Pasal 5 sampai dengan pasal 7 dari kitab Injil Matius isinya semua adalah bagaimana Yesus "mendobrak" pemahaman-pemahaman lama yang bukannya menghidupkan kehidupan, malah "mematikan kehidupan" itu sendiri ... Seperti men-setting ulang pikiran-pikiran yang menurut Yesus memang harus direformasi - dimaknai kembali ...

Makanya kalau kita baca dari pasal 5 sampai dengan pasal 7, kita akan sering berjumpa dengan kalimat: "Kamu telah mendengar ... , Tetapi Aku berkata kepadamu ..." Atau kalimat seperti ini: "Janganlah kamu ... , Tetapi ...."

Pertanyaan besarnya kan jadinya: "Apa sih maksud Tuhan Yesus berbicara sekeras itu ketika ngomongin soal puasa?" Saya menemukan ada dua hal yang bisa kita renungkan sekarang ini ...

Ibadah dalam Kesunyian

Ternyata masalah ibadah - masalah perjuangan kita untuk menjadi orang yang semakin hari semakin dekat dengan Tuhan ... ternyata hal itu gak perlu kita gembar-gemborkan (publikasikan) ke semua orang banyak lho ...

Bukan kah hal itu yang selalu diajarkan oleh iman kita sejak sekolah Minggu? Tangan kanan memberi, tangan yang kiri gak perlu tahu ... ?? Gak perlu gembar-gembor ke orang-orang: "Woi .. woi .. saya kemarin ini begini lho ..." atau apalah ya caranya ...

Kenapa gak perlu? sebab nanti godaannya, kita menjadi sombong! "Wuih .. hebat ya bapak, ibu ... bisa lho .. saya mah belum bisa tuh yang kayak bapak ibu gitu ... " - itulah upahnya, menurut Yesus dalam pembacaan Alkitab kita hari ini!

Nah kalau udah tergoda dan jatuh dalam kesombongan itu ... biasanya godaan selanjutnya adalah mulai menganggap orang lain itu beda kelas, beda tingkat dengan dia!

Dan yang paling parah adalah mulai menganggap orang lain yang "tidak berpikir seperti cara dia, tidak mempercayai seperti cara dia, tidak mengimani seperti cara dia" .. dia mulai berpikir bahwa orang yang berbeda itu salah!

Contoh yang paling ekstrim, kejadian di Oslo ... beberapa minggu yang lalu ... Seseorang yang katanya Kristen (pake embel-embel fundamentalis pula) ... kok ya malah tega-teganya dia melakukan sebuah penembakan brutal yang menewaskan lebih dari 90 orang tewas itu ... Mengerikan!

Pengkhotbah 7:16, 20
Janganlah terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat; mengapa engkau akan membinasakan dirimu sendiri?

Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa!

Agak lucu ya sebab di sana di bilang: "Jangan terlalu saleh, terlalu berhikmat ..." Sebab itu gak mungkin! Ayat 20 mengatakan di bumi ini tidak ada orang yang saleh, yang gak pernah berbuat salah, gak pernah ngelakuin dosa ... ada gak?

Itu yang pertama, dan hal yang terakhir yang mau kita renungkan adalah ...

Sukacita Ibadah

Ternyata, ketika kita melakukan suatu ibadah, apapun itu bentuknya ya, bukankah seharusnya ada sukacita di dalam pelaksanaan ibadah kita itu?

Bukannya semakin bermuka-muram sewaktu kita beribadah, akan tetapi seharusnya semakin bermuka ceria kan ya ketika kita beribadah.

Mari kita cek ajalah yang sederhana: Datang ke gereja, muka ibu bapak tadi bagaimana? Nanti kita pulang dari gereja ... lihat ya bagaimana muka kita nantinya jadi apa? Jadi apa? Hehehhe ... tau lah ya maksudnya ... Jadi muram, tambah muram, atau malah jadi sukacita?

Tarohlah datang ke gereja kita ni mukanya lagi pada muram semua .. kusut dah keliatannya mah misalnya ...

Lalu pulang gereja? Jadi tambah lecek atau mulai terpancar harapan yang membuat kita kembali bersukacita ... meskipun benar masalahnya masih ada .. tapi ada sesuatu yang berbeda yang terjadi sewaktu kita beribadah ... dan itu membuat kita bersukacita ... bener kan ...

Semoga setiap hari, ketika kita beribadah, kita bisa menemukan sukacita yang terpancar dalam hidup kita.

Pergi ke gereja tidak membuat Anda menjadi orang Kristen. Sama seperti masuk ke garasi tidak membuat Anda menjadi sebuah mobil. (Billy Sunday)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>