I Korintus 15:50-58 | Meng-KO Maut

Renungan Khotbah Tafsir I Korintus 15:50-58 Ketika Maut tertawa melihat kekalahan orang percaya, Allah naik ke dalam ring dan merebut kemenangan kita
I Korintus 15:50-58

Meng-KO Maut — Cepat atau lambat kita semua akan menghadapi peperangan dengan yang namanya Maut ini. Dan maut adalah lawan yang kuat.

Bagaimana ya menggambarkan Maut ini? Mungkin seperti Mike Tyson waktu masa-masa jayanya dulu; Dia datang, lawan takut semua dan gak tahan lama lawan sudah KO dibuatnya.

Itulah yang menyebabkan kenapa kebanyakan kita takut kalau menghadapi yang namanya Maut: karena kita melawannya dengan tubuh yang fana - semakin renta dan makin rapuh saja dari hari ke hari, semakin hilang daya kekuatan kita termakan usia - belum lagi sakit penyakit yang mulai datang.

Kalau sudah kayak begini, selalu bisa dipastikan bahwa kita akan KO dibuat oleh si Maut!

Allah Membalikkan Keadaan

Bersyukurnya kita sebagai orang percaya adalah ini: Ketika Maut tertawa melihat kekalahan orang percaya, di saat itulah Allah naik ke dalam ring dan merebut kemenangan itu untuk kita dari tangan si Maut!

2 Korintus 15:54-57
Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Allah membalikkan keadaan! Maut sekarang yang menjadi pesakitan yang kalah telak! Orang percaya tidak lagi menjadi takut dalam menghadapi si raja KO yang namanya Maut karena ada jaminan dari Tuhan bahwa kita pasti menang!

Berharga di mata Tuhan kematian orang percaya! Begitu kesaksian pemazmur (Mazmur 116:15).

Lawan Terakhir Maut

Yang jadi perenungan saya adalah apa yang akan dilakukan oleh Maut menyadari kekalahan dirinya itu? Diam? Menyerah begitu saja? Oh, tentu tidak!

Maut akan kembali menyerang! Akan tetapi kini lawannya berubah. Lawannya? Kita yang masih hidup ini. Maut tahu bahwa ibu yang hari ini dipanggil pulang ke rumah di Sorga sudah menang. Nah ini dia, keluarga yang ditinggalkannya bagaimana? Tanda tanya besarkan?

Itulah celah bagi Maut untuk kembali menyerang dan mencuri balik sukacita kemenangan kita semua hari ini.

Saya menemukan ciri-ciri ketika Maut membalas serangan kemenangan Allah untuk kita itu kepada keluarga yang ditinggalkan.

Kesedihan yang berlarut-larut, yang membuat kita pada akhirnya menyerang balik Tuhan dengan berondongan peluru pertanyaan kritis kita.

Tantangan keluarga kita hari ini, ibu sudah dipanggil pulang oleh Tuhan. ibu sudah dimenangkan oleh Tuhan dari kuasa Maut dan memiliki kehidupan baru yang bahagia di Sorga bersama Tuhan.

Sekarang bagaimana dengan kita, yang ditinggalkan? Apakah kita juga merasakan suasana kemenangan dari Allah untuk ibu? Apakah kita bisa turut menikmati sukacita kemenangan, sorak-sorai kegembiraan Tuhan yang telah mencuri kemenangan Maut dengan membawa pulang ibu ke rumah di Sorga menuju kehidupan kekal?

Kematian tidak memadamkan cahaya terang. Kematian hanyalah mematikan lampu, karena fajar telah tiba. (Rabindranath Tagore)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>