Lukas 2:21-35 | Ketaatan di sekitar Natal

Renungan Khotbah Tafsir Lukas 2:21-35 Beri kesempatan pada Tuhan membuktikan kebenaran Perkataan-Nya
Lukas 2:21-35

Ketaatan di sekitar Natal — Selamat Natal! Bagaimana dengan acara Natal kemarin pak, bu? Berkumpul dengan keluarga atau keluarga besar? Kebaktian sama-sama? Menyenangkan sekali pastinya ya.

Memang gambaran kita di masa kini tentang Natal ya memang gambaran-gambaran yang menyenangkan. Coba kita cek ya. Tolong sebutkan satu kata yang menggambarkan Natal.

- Sukacita
- Damai
- Selamat
- Sejahtera, dll.

Semuanya yang menyenangkan!

Adakalanya kita melupakan satu hal tentang Natal, bahwa peristiwa Natal Pertama diliputi oleh suasana yang sama sekali lain.

Coba saja selami bagaimana perasaan tiga orang tokoh kita dalam pembacaan Alkitab kita hari ini.
Lukas 2:21-35
Yesus disunat dan diserahkan kepada Tuhan, Simeon dan Hana
2:21 Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
2:23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",
2:24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
2:25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
2:26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
2:27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
2:28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:
2:29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
2:31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
2:32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
2:33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
2:34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
2:35 --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."

Yusuf dan Maria

Natal bagi Yusuf dan Maria pada awalnya mungkin terdengar seperti "petir yang menyambar di siang bolong"! Itu bencana besar dalam rencana kehidupan masa depan calon keluarga ini!

Bagaimana mungkin bisa sudah mengandung? Apa kata orang nanti? Apa yang harus aku lakukan nanti?

Yups, mereka kuatir, takut, bingung. Semua perasaan itu campur-aduknya bukan main di dalam hati mereka waktu itu, pastinya.

Tapi sekarang, mari kita baca Lukas 2:21
Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Apa yang terjadi?

Ini kabar baiknya: ada sesuatu yang membuat Yusuf dan Maria pada akhirnya berhasil mengalahkan perasaan-perasaan campur-aduknya waktu itu - takut, kuatir, bingung - dalam menghadapi Natal Pertama!

Itu Yusuf dan Maria.
Lain lagi perasaan tokoh kita yang ketiga ini.

Simeon

Menurut tradisi, umurnya opa Simeon ini sudah 113 tahun dan opa Simeon dijanjikan oleh Tuhan kalau dia sebelum meninggal itu, dia akan melihat sendiri secara langsung Sang Mesias.

Yang kita baca di Alkitab sekarang itu ending ceritanya si opa Simeon akhirnya ketemu.

Masalahnya, kita gak tahu kan ya, kapan sih Tuhan mulai menjanjikan kepada si opa Simeon ini tentang janji-Nya itu?

Coba saja banyangkan apabila Tuhan sudah menjanjikan hal itu kepada opa Simeon ketika si opa ulang tahun yang ke 90 tahun. Wah .. berarti kan 23 tahun si opa Simeon ini menunggu penggenapan janji Tuhan kepada dirinya.

Satu pertanyaan buat opa Simeon: Apa arti Natal buat opa Simeon?

Kegelisahan dalam penantian, yang pada akhirnya berujung pada Damai Sejahtera karena melihat penggenapan janji Tuhan nyata dalam hidupnya ... sebelum aku menutup mata.

Satu benang merah dari ketiga tokoh kita ini yang membuat mereka berhasil mengalahkan perasaan-perasaan takut, ragu, kuatir, gelisah dan kemudian berganti dengan rasa sukacita dan damai sejahtera.

Baik Opa Simeon, Yusuf dan Maria, mereka semua taat dan mendengarkan apa yang Tuhan katakan tentang masa depan kehidupan mereka .. jalan yang akan (atau harus) mereka tempuh dalam kehidupan mereka selanjutnya.

Saya ingin menunjukan sesuatu kepada kita hari ini ...



Suatu saat nanti ... mungkin hal yang mirip seperti tadi itu .. mungkin .. mungkin .. mungkin ... terjadi juga dalam kehidupan kita ...

Suasana yang tidak menyenangkan sama sekali, kita pun menjadi takut, kuatir, bingung harus berbuat apa dan kemudian bertanya dan minta tolong ke Tuhan ...

"Sudah .. sudah minta tolong .. tapi kok gak ada jalan keluarnya sih??"

Tunggu dulu ...
Jangan-jangan bukannya tidak ada jalan keluar ...
Jangan-jangan orangnya yang tidak mau mendengarkan apa kata Tuhan ..

"Tuhan, itu gak mungkin terjadi!"
"Tuhan, aku gak bisa!"
"Tuhan, itu sama sekali gak masuk akal!"

Beri kesempatan pada Tuhan untuk membuktikan kebenaran Perkataan-Nya itu. Beri kesempatan pada Tuhan untuk menyingkapkan rencana indah-Nya, yang terbaik bagi kehidupan kita.

Ketika aku tidak dapat menikmati kepastian dari iman, aku hidup oleh iman yang berasal dari ketaatan. (Matthew Henry)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>