Markus 7:31-37 | Belas Kasih yang Menyembuhkan

Renungan Khotbah Tafsir Markus 7:31-37 Dengan Belaskasih-Nya yang penuh hikmat, setiap kita disembuhkan dan dipulihkanNya.
Markus 7:31-37

Belas Kasih yang Menyembuhkan — Selalu, sewaktu saya membaca cerita tentang Yesus yang menyembuhkan, Yesus yang menolong orang yang keluar dari masalahnya, ketakutannya, rasa bersalahnya bahkan kalau membuka cerita tentang Yesus yang membangkitkan orang mati; Langsung saya biasanya kepikiran:

"Wah betapa enaknya mereka-mereka yang hidup sezaman dengan Yesus! Mungkin saya gak akan kehilangan om saya, kalau saya hidup sezaman dengan Yesus dahulu. Mungkin teman saya yang memiliki masalah sama dengan orang yang ada di teks kita hari ini juga sudah sembuh kalau hidup di zaman Yesus dahulu!"

Itu sebabnya kenapa orang-orang di zaman sekarang pun biasanya akan datang berbondong-bondong kalau mereka mendengar tentang KKR Penyembuhan Ilahi - Datang dan nikmati kuasa-Nya yang ajaib!

Gak salah sama sekali, sebab kita semua percaya pasti bahwa karya Tuhan yang luar biasa itu dari dulu sampai sekarang masih tetap dan akan selalu berlangsung.

Masalahnya cuma satu:

Puji Tuhan Kalau Sembuh, Kalau Belum Sembuh?

Kalau kita hanya memahami bahwa karya Tuhan yang luar biasa itu hanya terjadi ketika Tuhan "menyembuhkan." Menurut saya itu dia masalahnya.

Lah, kalau Tuhan ternyata belum mengangkat sakit-penyakit kita itu bagaimana dong? "Wah ini bukti Tuhan gak sayang nih. Tuhan gak punya belas kasihan sama aku nih!"

Yang lebih repot lagi adalah kalau mulai ada anggapan-anggapan yang berkata: "Ini gak sembuh karena iman kamu yang kecil nih. Banyak setannya!" Ngeri amat dibilang (atau lebih tepatnya di-judge kayak gitu).

Dalam pembacaan Alkitab kita hari ini, Markus 7:31-37. kita melihat salah satu cara Allah dalam menunjukkan belas kasih-Nya yang menyembuhkan.
Markus 7:31-37
Yesus menyembuhkan seorang tuli
7:31 Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis.
7:32 Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu.
7:33 Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu.
7:34 Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!"*, artinya: /Terbukalah!
7:35 Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik.
7:36 Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapapun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya.
7:37 Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."
Saya cari-cari kata belas kasih di teks kita ternyata gak ada lho. Baru ada di pasal selanjutnya,

Markus 8:2
Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan.

Yang menarik adalah kata yang dipakai untuk menunjukkan "belas kasihan" dalam bahasa Yunani nya adalah splanchnizomai.

Kata itu kemudian digunakan oleh ilmu kedokteran masa kini (info ini saya baca dari buku) untuk merujuk kepada satu ilmu, yaitu ilmu yang mempelajari rongga perut!

Itu artinya, Yesus merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang lapar di Markus 8:2 dan itu juga berarti Yesus juga merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang bisu-tuli itu dalam perikop kita hari ini. Penderitaannya, sakitnya, semua beban hidupnya; Dan Tuhan menyembuhkan, mengangkat sakit penyakitnya itu.

Masihkah Takjub?

Tantangan kita hari ini satu:

Markus 7:37
Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."

Lihat reaksi sewaktu Tuhan menunjukkan salah satu cara-Nya berbelas kasihan yang menyembuhkan itu. Mereka takjub, tercengang, dan berkata hebat tentang karya-Nya itu!

Apakah ketakjuban yang sama, ketercengangan yang sama dan perkataan yang sama juga akan keluar dari hati dan mulut kita, meskipun mungkin cara Tuhan menyatakan belas kasihan-Nya itu tidak seperti yang kita bayangkan atau harapkan?

Kita ingin sembuh, sehat, akan tetapi ternyata Tuhan dengan belas kasihan-Nya yang sama, justru tetep kasih tuh penyakit ada dalam hidup kita, misalnya.

Cukuplah Belas Kasih-Nya Kurasakan

Saya mau mengajak kita untuk melihat satu kisah nyata. tokoh Alkitab yang dia tidak disembuhkan Tuhan dari sakit penyakitnya. Akan tetapi justru di saat itulah dia menjadi semakin menyadari bahwa belas kasih Tuhan yang menyembuhkan dirinya itu tetap terjadi meski dalam keadaan sakit seperti itu.

II Korintus 12:7-10
Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

Keadaan tubuh mungkin tetap sakit. Akan tetapi Tuhan menyembuhkan juga lho! Apa yang disembuhkan oleh Tuhan? Hati! Dari yang kuatir, tidak bisa bersukacita ... Disembuhkan olehNya menjadi hati yang tenang, percaya dan bersukacita.

Dan pada akhirnya, baik Paulus maupun orang yang 'mantan' sakit buta-tuli dalam pembacaan Alkitab kita hari ini pun bisa menceritakan kepada banyak orang lainnya tentang perbuatan kasih Tuhan yang telah 'menyembuhkan' diri mereka dengan cara-Nya masing-masing.

Saya percaya kita semua bisa merasakan belas kasihan Allah yang senantiasa mau menyembuhkan setiap kita.

Kuncinya gampang-gampang susah:
Mulai menerima apa yang sedang terjadi dalam hidup kita ini dan percaya bahwa ada rencana Tuhan yang baik yang sedang dan mau Dia tunjukkan dalam hidup kita.

Bahasa lagunya mungkin begini: Syukuri apa yang ada. Hidup adalah anugrah. Tetap jalani hidup ini. Melakukan yang terbaik ...

Ada sebuah obat di dalam Alkitab, bukan bagi setiap jiwa yang berdusta dan sakit, melainkan setiap jiwa yang tidak membutuhkan obat yang sama. (R.A. Torrey)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>