Lukas 6:6-11 | Hukum Taurat untuk Manusia

Renungan Khotbah Tafsir Lukas 6:6-11 Bayang masa lalu yang membentuk hidup masa kini.
Lukas 6:6-11

Hukum Taurat untuk Manusia — Di dalam Alkitab, kita tidak memiliki data yang lengkap tentang masa kecil Yesus. Sehingga sewaktu kita mau nanya-nanya: "Apakah Yesus sewaktu kecil, remajanya juga makan bangku sekolahan atau tidak?

Apakah Yesus kecil juga pernah mengalami masa bandel-bandelnya anak remaja - ngelawan ortu, debat sama ortu, pulang kemaleman karena habis jalan-jalan sama teman-temannya?"

Kita gak tahu.

Akan tetapi, kalau Alkitab gak pernah nulis catatan tentang Yesus, misalnya: Yesus mandi setiap hari, bukan berarti sepanjang 33 tahun Yesus hidup, Dia gak pernah mandikan.

Nah, saya membaca satu penemuan arkeologi di Israel yang (katanya) menemukan laporan nilai sekolah seorang anak pada masa 2000 tahun yang lampau, ditulis begini:
Geografi - Nilai D
Karena sewaktu ditanya siapa yang menciptakan bumi ini anak itu selalu menjawab: Bapak aku!

Olahraga - Nilai D
Karena sewaktu disuruh belajar berenang, anak itu malah berjalan di atas air.

Matematika - Nilai E
Gimana mau lulus kalau 5 + 2 aja dia selalu jawab 12.

Hanya satu pelajaran yang nilainya paling bagus,

Kimia - Nilai A+
Karena anak itu menemukan formula yang bisa mengubah air menjadi anggur.
Rasa-rasanya kenal nih dengan anak ini.

Saya sewaktu membaca cerita tentang ini, bingung: apa iya bener ini raport nya Yesus dulu. Gak lulus-lulus atuh dia kalau nilainya D, E semua.

Mendengar cerita tentang raport Yesus tadi, saya kemudian jadi mikir tentang apa yang ada dalam pikiran para Ahli Taurat sewaktu mendengar ajaran Yesus dan tindakan Yesus di Sinagoge dalam pembacaan Alkitab kita hari ini.

"Masak dia gak tahu sih bahwa di hari Sabat itu kita dilarang bekerja, kok ya pake nyembuhin orang segala di hari Sabat?!"

"Masak dia gak tahu kenapa kita sampai buat list - daftar 39 macam pekerjaan yang tidak boleh dilakukan di hari Sabat?!"

"Jangan-jangan nilai agamanya E lagi dulu. Gak pernah diajar, jadinya kan kurang ajar gini nih orangnya!"
Lukas 6:6-11
Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat
6:6 Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya.
6:7 Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia.
6:8 Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan berdiri.
6:9 Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?"
6:10 Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya.
6:11 Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.

Bayang Masa Lalu

Bukan rahasia lagi bahwa semenjak Israel pulang dari masa pembuangan - penghukuman Tuhan dahulu ke negeri asing - jadi budak, Israel mulai membangun kembali kehidupan mereka sebagai bangsa pilihan Tuhan.

Ada ketakutan yang terbentuk sejak masa itu:
"Takut Tuhan marah lagi dan menghukum lagi, makanya kita harus patuhi hukum-hukum-Nya mulai sekarang sampai sedetail mungkin, jangan sampai Tuhan marah lagi!"

Apalagi di jaman Yesus, Israel sedang dijajah oleh Romawi - makin ketatlah para Ahli Taurat itu menjaga hukum disertai penjelasan detail tentang hukum-hukum itu karena ketakutan: kejadian Tuhan marah dan membuang Israel terulang kembali.

Dengan alasan itulah kita bisa memahami kenapa para Ahli Taurat itu menjadi segondok, sekesal dan semarah itu pada tindakan Yesus yang menyembuhkan orang sakit di hari Sabat - sudah diberi kesempatan untuk mengajar di Sinagoge (padahal tidak semua orang pada waktu itu bisa mengajar di Sinagoge) tapi kok malah begini.

Menjebak

Atau dalam pembacaan Alkitab kita hari ini, mereka sudah tahu tentang tindakan dan ajaran Yesus yang berbeda itu dan sekarang mereka undang Yesus untuk bisa membuktikan sendiri bahwa ni orang memang benar-benar kacau!!

Jebakan terencana karena mereka sudah membenci lebih dulu kepada Yesus dan jebakan mereka berhasil!

Mari bayangkan sebentar posisi Yesus pada waktu itu: Dia dibenci, dihujat. Hidup di dunia seperti itu, hmmm bagaimana rasanya?

Bahkan sampai sekarang pun gambaran situasi seperti yang dialami oleh Yesus kala itu pun seringkali kita alami sekarang.

Pasti ada saja orang-orang yang benci sama kita, pasti gak pernah absen orang yang hujat kita kalau kita mengerjakan sesuatu, pasti muncul aja orang-orang yang menyusun rencana jahat dalam hidup kita.

Sebaik apapun kita, sehebat apapun kita, semanis apapun senyum kita, pasti ada aja orang-orang yang macam begitu mah.

Yesus pun tahu itu!

Lukas 6:8
Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan berdiri.

Lah kalau sudah tahu Dia sedang dijebak, kenapa Dia masuk dalam jebakan itu? mungkin kita akan bertanya gitu.


Godaan berada dalam posisi Yesus pada waktu itu adalah jadi bunglon - ABS: Asal Bapak Senang! Saya rasa Yesus bisa menggunakan teknik itu - jadi bunglon, ABS - Dia tahu sedang ada jebakan, gak usahlah pake nyembuhin orang segala di hari Sabat!

Akan tetapi Yesus tidak melakukan itu semua - kalau bahasa anak mudanya: jadi bunglon, ABS ... itu gak Yesus banget.

Pertanyaan besarnya adalah kenapa Yesus bisa seperti itu? Apa alasannya?

Yesus berani maju karena Dia tahu bahwa yang sedang Dia lakukan adalah Kebenaran!

Bagaimana gak salah kalau ada orang yang jatuh ke sumur hari Sabtu pagi, masak baru ditolonginnya besok? Mati duluan atuh itu orang!

Yang saya mau katakan adalah iya betul pasti ada orang yang benci, gak suka dan biasa menghujat kita. Akan tetapi, apabila kita ada di jalur Kebenaran, kenapa kita harus takut?

Sejauh ini rasanya Kebenaran selalu menjadi pemenang di garis finish. Sebab kalau kejadian, satu kebenaran ternyata kalah, itu bukan kebenaran. Itu hanyalah apa-apa yang kita anggap kebenaran dan ternyata Tuhan tidak memandang seperti itu.

Saya suka sekali dulu kalau ketemu orang yang pake gelang atau kalung yang tulisannya WWJD: What Would Jesus Do?" - Karena dari pertanyaan itu kita bisa menemukan Kebenaran yang sejati.

Berharap kalau sekarang banyak orang yang berani menghancurkan orang lain atas nama Tuhan, Kebenaran-Nya, anggapan mereka, berharap mereka pun juga mau bertanya: WWJD? - Apa yang Tuhan akan lakukan? Sebab Tuhan tidak mungkin menghancurkan apalagi membunuh ciptaan-Nya yang dianggap sangat berharga itu.

Tetap Ada

Yang terakhir, saya suka sekali lanjutan perikop kita hari ini: "Yesus memanggil 12 Rasul"

Ternyata, di antara ribuan, wah kebanyakan kalau ribuan mah ya, di antara beberapa orang yang kerjaannya benci ke kita, hujat kita, Tuhan juga telah menempatkan banyak orang yang bisa memahami dan menguatkan kita kembali untuk bertahan di jalur Kebenaran.

Tidak semua orang benci dengan kita. Akan selalu ada orang yang juga mengasihi kehidupan kita dengan tulus. Mereka-mereka yang mau melihat kita seperti Tuhan melihat kita.

Sekarang, mana yang mau kita perhatikan? Daripada makan ati terus ngeliat dan mikirin orang-orang yang benci dan hujat kita, bukankah lebih baik melihat kepada mereka yang percaya, kasih, tulus dan selalu memberikan penguatan kepada kita?

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>