Yeremia 18:1-12 | Bejana Tanah Liat yang Hidup Kepunyaan Allah

Renungan Khotbah Tafsir Yeremia 18:1-12 Masalahnya, Tuhan selalu berhadapan dengan bejana tanah liat yang hidup yang bisa rewel saat dibentuk.
Yeremia 18:1-12

Bejana Tanah Liat yang Hidup Kepunyaan Allah — Satu hal yang membuat saya bertanya-tanya selama persiapan adalah: "Kalau Tuhan memang mau mengatakan sesuatu kepada Yeremia, kenapa Tuhan gak langsung to the point ngomong saja? Kenapa Yeremia justru diperintahkan oleh Tuhan untuk pergi ke rumah tukang periuk terlebih dahulu?"

Sekedar info saja, dalam kitab Yeremia, ada 9 peristiwa di mana Tuhan menggunakan "alat peraga" untuk mengatakan sesuatu kepada Yeremia.

Bandingkan jika Tuhan langsung saja ngomong ke Yeremia tentang inti maksud-Nya saat itu di perikop Yeremia 18:1-12, "Aku ini Tuhan yang memiliki kuasa. Kalau kamu merasa hidupmu ini sedang hancur-hancurnya, Aku sanggup memulihkan kehidupanmu!"

Samakan ya intinya dengan apa yang baru saja kita baca dalam perikop kita hari ini. Cuma satu ayat aja kalau Tuhan langsung ke inti. Bandingkan dengan perikop kita yang ada dua belas ayat!
Yeremia 18:1-12
Pelajaran dari pekerjaan tukang periuk
18:1 Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya:
18:2 "Pergilah dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu."
18:3 Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan.
18:4 Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.
18:5 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya:
18:6 "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!
18:7 Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan mencabut, merobohkan dan membinasakannya.
18:8 Tetapi apabila bangsa yang terhadap siapa Aku berkata demikian telah bertobat dari kejahatannya, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak menjatuhkan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka.
18:9 Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan membangun dan menanam mereka.
18:10 Tetapi apabila mereka melakukan apa yang jahat di depan mata-Ku dan tidak mendengarkan suara-Ku, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak mendatangkan keberuntungan yang Kujanjikan itu kepada mereka.
18:11 Sebab itu, katakanlah kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku ini sedang menyiapkan malapetaka terhadap kamu dan merancangkan rencana terhadap kamu. Baiklah kamu masing-masing bertobat dari tingkah langkahmu yang jahat, dan perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu!
18:12 Tetapi mereka berkata: Tidak ada gunanya! Sebab kami hendak berkelakuan mengikuti rencana kami sendiri dan masing-masing hendak bertindak mengikuti kedegilan hatinya yang jahat."
Jadi apa sebenarnya tujuan Tuhan, sehingga Tuhan repot-repot membawa Yeremia ke rumah tukang periuk? Bayangin perasaan Yeremia waktu itu: "Ini nih siapa yang kurang kerjaan ya? Aku yang kurang kerjaan atau Tuhan kurang kerjaan apa ya, pake nyuruh ke tukang periuk segala."

Gambaran Pembuktian

Saya menemukan jawabannya:

Ada banyak orang ketika mereka mendengar Allah berfirman tentang diri mereka masing-masing, hidupnya, masa depannya, kemudian mereka tidak percaya! Kenapa mereka tidak percaya? Karena yang mereka lihat dan rasakan hari ini sama sekali tidak sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Tuhan! "Mana Tuhan? Katanya Tuhan bilang A, tapi kok malah Z ... zauh gini?"

Terlebih bagi Israel, ketika nabi Yeremia berkarya, latar belakang kehidupan Israel memang sedang hancur-hancurnya dan sebentar lagi menghadapi masa pembuangan ke negeri asing (Lihat misalnya Yeremia 17 dan Yeremia 21).

Kalau sudah begini, apa yang mereka butuhkan? Bukti! Bukti bahwa Allah memang benar sanggup untuk menepati dan menggenapi apa yang difirmankan-Nya.

Yang kita butuhkan saat terjadi hal-hal yang tidak kita mengerti, hal-hal yang tidak seperti harapan kita, hal-hal yang membuat kita bertanya dan mengkritisi Tuhan adalah penjelasan dari Tuhan.

Inilah pembuktian dan penjelasan dari Allah tentang hidup kita:

Yeremia 18:4-6
Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya: "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!

Nas pembimbing kita hari ini mengatakan:
Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tanganMu. (Yesaya 64:8)

Pertanyaan penting: Jika saat ini kita memang sedang dibentuk oleh Tuhan, sang Tukang Periuk, untuk dijadikan cangkir atau gelas, bagaimana kita menggambarkan keadaan cangkir atau gelas diri kita sekarang ini?

Sempurna?
Ada retakan?
Setengah jadi?
atau dulu sih sepertinya sempurna tapi sekarang kok ancur gini ya?

Apapun perasaan kita saat ini, satu hal yang harus kita mengerti bersama adalah bahwa Allah masih terus menerus memproses dan membentuk "cangkir" kehidupan kita! Allah belum selesai dengan cangkir kehidupan kita.

Kabar Baik dan Kabar Buruk

Kabar Baiknya adalah ...
Allah siap membentuk dan memproses kehidupan kita!
Sampai kapan? Sampai Allah berkata: "Hey, lihat itu Gerry, dia adalah cangkir kebanggaan-Ku!"

Kabar Buruknya adalah ...
Allah siap membentuk hidup kita dan memproses kita. Kita? Apakah kita siap dengan cara Allah memproses dan membentuk kehidupan kita sekarang ini?

Ketika Allah sepertinya sedang menghancur-leburkan cangkir hidupku sebagai cara-Nya untuk memproses dan membentuk masa depanku, apakah kita siap?

Di PHK?
Di putusin pacar?
Gagal dalam studi?
Gagal dalam bisnis usaha?

Lalu apa yang kita lakukan?

Yeremia 18:4
Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.

Atau ...
merencanakan bunuh diri?
marah dan terus memaki Tuhan?

Kalau kita marah atau bahkan memaki Tuhan terhadap satu peristiwa buruk yang terjadi dalam kehidupan kita biasanya itulah tandanya kita sedang kecewa terhadap diri kita sendiri - terhadap keputusan-keputusan yang kita ambil dahulu, jalan yang kita pilih yang akhirnya membawa kita pada konsekuensi logis dari apa yang kita pilih itu - Kita kecewa hasilnya, karena tindakan yang kita pilih di masa lalu dan kemudian kita "meng-kambing-hitam-kan" Tuhan.

Ini dia masalahnya:
Karena Tuhan sebagai tukang periuk ini sedang membentuk tanah liat menjadi cangkir, Tuhan sedang berhadapan dengan "tanah liat yang hidup", bukan yang mati!

Kalau tanah liat yang biasa (secara harafiah), gak susah ngaturnya. Dibentuk bagaimanapun juga, dengan cara apa aja ... dia gak akan rewel.

Sedangkan kita? karena kita adalah "tanah liat yang hidup", yang selalu bisa berteriak, menggugat dan marah, kita selalu dapat memutuskan untuk bersedia atau menolak cara Allah membentuk dan memproses kehidupan kita ini dengan cara-Nya.

Tantangan kita hanya satu:
Menjadi cangkir - bejana tanah liat yang bisa Allah banggakan!

Syaratnya juga hanya satu:
Bersedia melewati proses pembentukan Sang Tukang Periuk kita itu, seturut dengan cara-Nya untuk masa depan kehidupan kita.

Allah dapat mengadakan hal-hal yang ajaib dengan hati yang luka jika Anda menyerahkan seluruh potongannya kepada-Nya. (Victor Alfsen)

You may like these posts

1 comment

  1. Anonymous
    Win because strong, lose because eeak
  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>