1 Samuel 11:1-15 | Kurang Harmonis!

Kurang Harmonis!
(1 Samuel 11:1-15, lihat juga 8:1-22 &10:25-27)

Saya pernah membaca satu cerita dalam sebuah keluarga. Anaknya bandelnya luar biasa! Bapaknya sudah luar biasa marah terhadap anaknya itu ... Tiap hari keluyuran dan pulang pagi terus tuh anak.

Suatu hari, sewaktu si bapak sedang duduk baca koran pagi, tiba-tiba si anak pulang. Mungkin karena marahnya si bapak sudah sampai ke ubun-ubun kali ya, si bapak pun kemudian memaki anaknya itu: "Heh, anak setan! Darimana aja lu baru pulang hari gini?!"

Si anak gak mau kalah, pikirnya dalam hati: "Bapak kalau ngomong sembarangan aja nih! Masak aku di bilang anak setan!? Kalau aku anak setan, memang siapa bapaknya? Kan dia!" Kemudian si anak pun segera menjawab: "Eh ada Bapak Setan ... Anak Setan habis nginep di rumah teman, pak Setan!"

Nah kan ... jadi ke kick balik kan tuh bapak.

Gimana rasanya kalau kita hidup di lingkungan yang seperti itu ya?? Sama sekali tidak harmonis, smaa sekali gak nyaman, dan pastinya kita pun gak betah.

Kalau kita mungkin hari ini berjumpa dengan situasi-situasi yang mungkin membuat kita juga jadi gak enak .... ada ketidakharmonisan di sana; Apa yang bisa kita lakukan? Jelas kita harus berbuat sesuatu!

Dalam pembacaan Alkitab kita hari ini, bangsa Israel pun mengalami dua hal yang membuat kehidupan mereka menjadi tidak harmonis. Dan kita bisa lihat nanti bahwa ada perjuangan-perjuangan yang bisa kita pelajari untuk menemukan kembali keharmonisan yang mungkin terhilang itu.

Mari kita lihat apa yang membuat orang Israel itu hidupnya menjadi kurang harmonis pada waktu itu. Ada dua hal:

Yang pertama,
Israel menginginkan seorang Raja!
Keinginan itulah yang membuat hubungan Israel menjadi kurang harmonis lagi.

1 Samuel 8:19-21
Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel dan mereka berkata: "Tidak, harus ada raja atas kami; maka kamipun akan sama seperti segala bangsa-bangsa lain; raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang." Samuel mendengar segala perkataan bangsa itu, dan menyampaikannya kepada TUHAN.

Dalam pemahaman Samuel, sang Nabi Allah itu, yang berhak menjadi Raja ya cuma satu: TUHAN. Dan itulah yang membuat Israel, Samuel dan TUHAN ada dalam situasi yang kurang harmonis jadinya.

Situasi tak harmonis itu ... kalau mau dipanjangin masalahnya bisa jadi panjang dan laaamaa. Akan tetapi, kalau mau dicari solusi - penyelesaiannya ... bisa jadi "pendek dan tak berlarut-larut".

Dan inilah yang dilakukan mereka yang ada dalam teks Alkitab kita hari ini supaya keharmonisan yang pernah hilang itu kembali ada:

1 Samuel 8:22
TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka." Kemudian berkatalah Samuel kepada orang-orang Israel itu: "Pergilah, masing-masing ke kotanya." 

Menurut bapak dan ibu, apa yang sedang dilakukan dalam teks itu suapaya keharmonisan itu kembali hadir?

TUHAN MENGALAH.

Kalau dipikir-pikir, ngapain juga kan TUHAN harus mengalah? Aneh benar TUHAN mengalah. Tapi itulah yang dilakukan oleh Dia. TUHAN mau mengalah demi keharmonisan di dalam kehidupan keseharian umat Israel pada waktu itu.

Mungkin ... bila di dunia ini semua orang menggunakan prinsip TUHAN seperti di atas itu: Mau Mengalah .... Damailah dunia ini.

Hal yang terakhir adalah ...
Ternyata masalahnya tidak di situ saja. Sewaktu TUHAN memilih Saul menjadai Raja, ternyata ...

1 Samuel 10:27
Tetapi orang-orang dursila berkata: "Masakan orang ini dapat menyelamatkan kita!" Mereka menghina dia dan tidak membawa persembahan kepadanya. Tetapi ia pura-pura tuli.

Ada banyak orang yang mempertanyakan pilihan terhadap Saul itu. Kenapa harus Saul? Memang bisa apa Saul?
Dan orang banyak berkata seperti itu, bukan tanpa sebab yang gak jelas. Siapa Saul? Ah, cuma orang dari suku Benyamin saja tuh dia. Suku yang paling kecil di seantero Israel (1 Samuel 9:21).

Pasti itu mengganggu. Membuat suasana jadi kurang harmonis: ada ketidakpercayaan di sana, ada orang yang meragukan orang lain di sana.

Dan dalam pembacaan Alkitab kita hari ini ... Apa yang dilakukan oleh Saul kemudian ... itu adalah sesuatu yang luar biasa. Ketika ada satu kelompok dalam bangsa Israel yang terancam ... Saul TETAP MELAYANI dan menolong kaum Yabesh-Gilead itu. Dan itulah yang membuat pemulihat terjadi, ayat 15:

Lalu pergilah seluruh bangsa itu ke Gilgal dan menjadikan Saul raja di sana di hadapan TUHAN di Gilgal, dan mereka mempersembahkan di sana korban keselamatan di hadapan TUHAN, dan bersukarialah di sana Saul dan semua orang Israel dengan sangat.

Dalam kehidupan kita, akan selalu ada kesempatan di mana kita berjumpa dengan hal-hal yang bisa membuat situasi keluarga, jemaat ataupun dalam lingkungan masyarakat di sekitar kita menjadi kurang harmonis. Itu jelas sangat mungkin terjadi.

Lalu apa yang sudah kita lakukan untuk mengembalikan situasi keharmonisan yang dulu ada itu? Itulah tugas kita bersama.

Tuhan memampukan kita.

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>