Mazmur 17:1-15 | Mereka Menganggap Aku Musuh

Mazmur 17:1-15

Mereka Menganggap Aku Musuh — Ada tiga cara terbaik dalam menghadapi seseorang yang menganggap kita adalah musuh.

Cara terbaik yang kedua untuk menghadapi seseorang yang menganggap kita sebagai musuh adalah dengan menjadikan mereka sebagai seorang sahabat.

Cara terbaik yang pertama yang merupakan kesinambungan dari cara yang kedua adalah dengan selalu membawa mereka yang menganggap kita sebagai musuh di dalam doa kita.

Cara terbaik yang terakhir adalah dengan tetap menunjukkan sikap bersahabat.
Mazmur 17:1-15
Diburu dengan tak bersalah
17:1 Doa Daud. Dengarkanlah, TUHAN, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.
17:2 Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar.
17:3 Bila Engkau menguji hatiku, memeriksanya pada waktu malam, dan menyelidiki aku, maka Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan; mulutku tidak terlanjur.
17:4 Tentang perbuatan manusia, sesuai dengan firman yang Engkau ucapkan, aku telah menjaga diriku terhadap jalan orang-orang yang melakukan kekerasan;
17:5 langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang.
17:6 Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
17:7 Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.
17:8 Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu
17:9 terhadap orang-orang fasik yang menggagahi aku, terhadap musuh nyawaku yang mengepung aku.
17:10 Mereka tidak menunjukkan belas kasihan, mereka membual;
17:11 mereka mengikuti langkah-langkahku, mereka sekarang mengerumuni aku, mata mereka diarahkan untuk menghempaskan aku ke bumi.
17:12 Rupa mereka seperti singa, yang bernafsu untuk menerkam, seperti singa muda, yang mengendap di tempat yang tersembunyi.
17:13 Bangunlah, TUHAN, hadapilah mereka, rebahkanlah mereka, luputkanlah aku dengan pedang-Mu dari pada orang fasik.
17:14 Luputkanlah aku, ya TUHAN, dengan tangan-Mu, dari orang-orang dunia ini yang bagiannya adalah dalam hidup ini; biarlah perut mereka dikenyangkan dengan apa yang Engkau simpan, sehingga anak-anak mereka menjadi puas, dan sisanya mereka tinggalkan untuk bayi-bayi mereka.
17:15 Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
Daud dalam salah satu perjalanan sejarah hidupnya pernah menghadapi seorang yang menganggap dirinya sebagai musuh. Saul.

Kalau kita masih ingat cerita tentang bagaimana Saul berusaha untuk mengejar dan membunuh Daud pada waktu itu (1 Samuel 19), kejar-kejarannya kayak preman mau nangkap copet.

Mungkinkah Mazmur 17 ini adalah salah satu dari hasil perefleksian Daud ketika dia berada dalam kejaran Saul waktu itu? Mungkin saja.

Lihat saja bagaimana cara Daud menceritakan perkaranya ini di dalam doa kepada Tuhan dalam Mazmur 17:

Ayat 1-8, Daud sedang menceritakan tentang apa yang dirasakan mengenai dirinya sendiri.
" ... Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan ..."
" ... aku telah menjaga diriku ..."
"... langkahku tetap mengikut jejak-Mu ..."

Kemudian, lebih jauh lagi, Daud menceritakan tentang mereka yang menganggap dia sebagai musuh itu: Ayat 9-12
" ... tidak menunjukkan belas kasihan ..."
" ... membual ..."
" ... ingin menghempaskan ..."

Menyikapi dua hal itu, seakan-akan Daud sedang berteriak: "Tuhan, salahku itu di mana sih?!"


Yang paling akhir adalah Daud benar-benar mempercayakan sepenuhnya dirinya pada pembelaan yang datang dari Allah. Allah cukup bagi Daud. Ayat 13-15.

Dan Daud melakukan hal itu dalam perjumpaannya dengan seseorang yang menganggap dirinya sebagai musuh, yaitu Saul. Mari kita baca 1 Samuel 24:5-23 .... Agak panjang, tapi ini kunci yang dilakukan oleh Daud.

Apa yang terjadi?

Saul mulai luluh hatinya. "Musuh" yang mulai menjadi bersikap bersahabat. Ah, andai Saul tidak mati di tangan orang Filistin waktu itu, 1 Samuel 31, mungkin kita akan bisa membaca kisah pergantian pemimpin (raja) Israel yang damai dan tentram, seperti pergantian Gubernur DKI yang sekarang ini tampaknya aman, damai dan tenteram itu.

Itu pengalaman Daud: dengan sikapnya, doanya dan imannya, Daud meluluhkan hati mereka yang pada awalnya memusuhi Daud.

Bagaimana dengan kita sekarang?

Sesungguhnya musuh itu tidak ada. Yang ada hanyalah saudara yang berlainan pendapat. (Mahatma Gandhi)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>