Matius 1:1-17 | Change ‘Ur Thinking, God Change ‘Ur Future

Matius 1:1-17

Change ‘Ur Thinking, God Change ‘Ur Future — Apa yang teman-teman muda bayangkan tentang diri teman-teman 5-10 tahun ke depan? (Cita-cita … Impian …) … Kawin? Punya Anak? Sharing.

Percaya atau tidak, kira-kira lima hingga sepuluh tahun ke depan kita gak akan jauh dari apa yang sedang kita impikan sekarang ini. Gak percaya?

Contoh sederhana ya …
Baru ada ujian .. lalu kita terima raport … Sebelum ujian, apa yang kita bayangin tentang nilai yang akan kita dapatkan? Dapat A? Atau … yah C aja udah syukurlah. Ya udah, nilai kita gak akan jauh dari segitu.

Kenapa? Karena kalau kita punya impian dan harapan dapat A, maka kita akan belajar seperti seseorang yang mau punya nilai A. Dan pasti berbeda cara belajar seseorang yang mengimpikan dapat nilai A, dengan seorang yang hanya memikirkan: “Yah, dapat C juga dah lumayan lah”.

Masalah kita itu bukan ada di “kita yang gak punya impian, bukan itu.” Setiap kita pasti punya impian. Jadi masalah kita? Kadang kita gak berani memimpikan sesuatu karena kita piker kita gak bakalan bias mewujudkan impian itu jadi kenyataan.

Takut ditertawakan orang lain: “Emang lu piker sape lu!”

Takut karena bahkan belum pun ditertawakan orang lain, kita sudah lebih dulu menertawakan diri kita sendiri: “Ah, siapa saya sehingga bisa seperti itu?”

Kabar baik dari Tuhan adalah Allah punya impian besar buat hidup kita: supaya kita semua tahu dan mengerti bahwa Dia menganggap diri kita semua itu seberharga itu. Dan untuk mewujudkan impian-Nya, Dia rela melakukan apa saja bagi kita (Bukankah ini makna Natal yang sebenarnya).

Tema kita hari ini agak sok inggris ya, yang artinya: Ubah cara berpikirmu, maka Allah sanggup mengubah masa depanmu.

Matius 1:1-17
Silsilah Yesus Kristus 1:1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
1:2 Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,
1:3 Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram,
1:4 Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon,
1:5 Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,
1:6 Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,
1:7 Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa,
1:8 Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia,
1:9 Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia,
1:10 Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia,
1:11 Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.
1:12 Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel,
1:13 Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor,
1:14 Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud,
1:15 Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub,
1:16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
1:17 Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
Dan itulah yang Tuhan lakukan dalam pembacaan Alkitab kita hari ini: Jika kita mau mengubah cara berpikir kita, Tuhan bisa mengubah masa depan kita.

Ada yang mau share tentang hal-hal apa saja yang bisa membuat impian kita terhambat?

Tiga hal yang mau kita renungkan hari ini dan ini penting sekali:

Diriku

Mari kita memerhatikan nama-nama ini (ayat 3-6)

Istri Uria …
Siapa dia? Betsyeba. Kenapa Matius menuliskan “istri Uria” bukannya langsung menuliskan Betsyeba? Orang mungkin akan lupa kalau Matius menuliskan Betsyeba, tapi … karena Matius menuliskan “Istri Uria” … semua kita akan ngeuh dengan “peristiwa itu” pasti.

Tengoklah Ruth.
Siapa dia? Ruth kan “bukan orang kita” (kalau kata orang Israel mah gitu)

Atau meliriklah pada Rahab.
Siapa dia? Pernah di cap sebagai “perempuan sundal”

Intinya satu:
Mereka adalah orang-orang yang sangat-sangat mungkin berpikir bahwa hidup mereka itu gak punya masa depan sama sekali … hancur sudah hidup mereka dengan semua sejarah yang pernah tercatat dalam hidup mereka.

Lalu kenapa justru nama-nama mereka tercantum dalam silsilah Yesus?

Tema kita hari ini menjawabnya:
Mereka membebaskan diri dari belenggu masa lalu mereka yang kelam, mereka mengubah cara berpikir mereka, mereka mengubah kehidupan lama mereka … dan hasilnya Tuhan mengubah masa depan kehidupan mereka.

Keluargaku

Mari kita memerhatikan ayat 7-11, raja-raja Israel sebelum pembuangan.

Salomo -> Rehabeam -> Abia -> Asa -> Yosafat -> Yoram -> Uzia -> Yotam -> Ahaz -> Hizkia -> Manasye Amon -> Yosia -> Yekhonya. Kalau teman-teman punya kesempatan di rumah, silahkan cek lagi di dalam kitab Raja-raja. Salah satu ciri khas dari kitab Raja-raja adalah selalu menyimpulkan sejarah kehidupan raja-raja Israel itu dengan kalimat: “Raja A, dia hidup seturut dengan kehendak Tuhan” (+ Baik) … atau “Raja A, dia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan” (- Buruk).

Maka kita akan mendapati pola yang menarik ini:

Salomo (+) -> Rehabeam (-) -> Abia (-) -> Asa (+) -> Yosafat (+) -> Yoram (-) -> Uzia (+) -> Yotam (+) -> Ahaz (-) -> Hizkia (+) -> Manasye (-) -> Amon (-) -> Yosia (+) -> Yekhonya (-)

Menarik ya ...

Ayah yang jahat memiliki anak yang jahat (seperti Manasye punya anak Amon misalnya)
Ayah yang baik memiliki anak yang jahat (seperti Yosafat punya anak Yoram)
Ayah yang jahat memiliki anak yang baik (seperti Yoram punya anak Uzia)
Ayah yang baik memiliki anak yang baik (seperti Uzia punya anak Yotam)

Apa artinya berita ini buat kita?

Tuhan memberikan kehendak bebas kepada kita untuk memilih bagaimana kita menjalani hidup kita ini. Tidak peduli latar belakang keluarga kita itu bagaimana, kita semua punya kesempatan untuk memilih untuk jadi orang baik atau orang jahat.

Masa Depanku

Yang terakhir, ayat 16, tentang Yusuf dan Maria

Dalam hidup kita akan selalu berhadapan dengan orang-orang yang mengatakan: “itu mustahil. Impossible!”

Yusuf menjadi ragu ….
Maria berkata “bagaimana hal itu mungkin terjadi?”

Kalau mereka tetap berada dalam “posisi impossible” itu, Tuhan mungkin akan mencari orang lain yang percaya bahasa “bagi Tuhan tak ada yang mustahil”.

Ubahlah cara berpikir “impossible” dengan cara yang sederhana: sematkan tanda petik (‘) … I’m possible. Bukan karena kita, tapi karena Tuhan yang membuat segala sesuatu yang baik untuk masa depan kita itu menjadi “possible”.

Allah dapat mengadakan hal-hal yang ajaib dengan hati yang luka jika Anda menyerahkan seluruh potongannya kepada-Nya. (Victor Alfsen)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>