Keluaran 14:10-14 | Jalan Buntu

Jalan Buntu 

 

 Berada di jalan yang tampaknya buntu, memang membuat kita semua kehilangan pengharapan dan mulai panik. Beberapa hari yang lalu saya membaca bahwa ada seorang anak sekolah yang bunuh diri karena takut tidak lulus ujian setelah lewat masa ujian. Bayangkan, anak itu telah menyelesaikan ujiannya dan belum mengetahui hasil ujiannya (lulus atau tidak), tetapi sejak awal dia mengerjakannya, yang ada dipikirannya cuma satu, jalan buntu: gagal ujian.

Kita semua suatu hari nanti pasti akan menemukan “jalan buntu” dalam kehidupan kita, cepat atau lambat. Ketika lamaran pekerjaan sudah bejibun terkirim; Ketika melihat orang yang ada di samping kita hari ini gak berubah-ubah: masih aja jahat; Ketika melihat harga BBM ternyata naik (padahal gaji gak naik) ... kita mulai panik, mulai berpikir yang tidak-tidak.

Jalan buntu lalu mulai panik dan berpikir yang tidak-tidak, itu semua yang dialami oleh bangsa Israel ketika pasukan Firaun mengejar mereka hingga mereka ada di tepi jalan buntu itu, Laut Teberau. Mari kita simak kebuntuan pikiran orang Israel waktu itu:
Ayat 11: silahkan dibaca, maka kesimpulannya adalah ini, “lebih baik menjadi seorang budak dan mati sebagai budak dari pada mati di gurun sebagai orang merdeka”.
Ayat 12: silahkan dibaca, kesimpulannya ini, “mulai berpikir yang tidak-tidak, bahwa Allah membawa mereka keluar dari Mesir hanya untuk mati di padang gurun”.
Saat menghadapi sebuah kebuntuan, apa yang akan bapak ibu lakukan? Kepanikan kita tidak akan menyelesaikan masalah sama sekali. Begitu pula semua hujatan akan kenyataan realitas kita hari ini tidak akan menolong kita untuk “memecah kebuntuan”.

Yang perlu kita lakukan adalah tepat seperti apa yang dilakukan Musa, ayat 13: “Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Tuhan ...”

Ada beberapa hal yang sebenarnya saya tanyakan sewaktu membaca ayat 13 itu. Apakah Musa tidak takut dan panik juga melihat kondisi Israel yang betul-betul buntu di depan Laut Teberau waktu itu? Saya gak percaya bahwa Musa sama sekali tidak takut waktu itu, yang paling mungkin adalah ketakutan yang ada dalam diri Musa lebih kecil dibandingkan BESARNYA IMAN MUSA pada Allah, Penyelamat itu.

Apakah Musa tahu rencana Allah untuk membuka jalan buntu itu menjadi “jalan keluar”? Sepertinya tidak, mana tahu Musa bahwa apa yang akan dilakukan oleh Allah bagi Israel di tepi Laut Teberau, jalan buntu mereka itu, adalah membelah laut menjadi “jalan keluar”. Yang Musa ketahui dan percaya hanyalah bahwa “Tuhan akan berperang untuk kita” (ayat 14).

Lihatlah sejenak ke dalam perikop kelanjutan dari teks Alkitab kita hari ini. Ada satu Kabar Baik bagi kita yang hari ini berjumpa dengan “jalan buntu”: Allah yang telah mengizinkan kita untuk menghadapi “jalan buntu’ kita (ayat 15) akan menyediakan “jalan keluar” bagi kehidupan kita (ayat 16).

Pokok Diskusi:
Mau share tentang yang awalnya“jalan buntu” tetapi akhirnya ditemukan “jalan keluarnya” dalam kehidupan kita?

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>