Kolose 3:1-17 | Memperbaharui Diri

Renungan Khotbah Tafsir Kolose 3:1-17 Memperbaharui diri artinya mengacuhkan kuasa dari pikiran negatif itu agar tidak bertahta dalam hati kita.
Kolose 3:1-17

Memperbaharui Diri — Hari ini kita mau berbicara tentang pembaharuan. Kalau kita bicara tentang pembaharuan, ini akan selalu terkait dengan keinginan untuk suatu perubahan.

Biasanya pengharapannya adalah memperbaharui menuju sesuatu yang lebih baik lagi. Bukan yang sebaliknya.

Sewaktu saya mempersiapkan renungan kita ini, saya membaca satu buah surat yang ditulis oleh seorang istri dari seorang tentara yang ditugaskan oleh negaranya, Amerika, untuk berperang di Vietnam (jadi tahun berapa tuh peristiwanya?).

Isinya menggambarkan tentang kerinduannya untuk bisa memperbaharui dirinya sebagai seorang istri menjadi istri yang lebih baik lagi karena menyadari bahwa ternyata memang suaminya itu, memang sebaik itu.

Suratnya berbunyi seperti ini:
Ingatkah engkau ketika aku meminjam mobil barumu dan aku membuatnya penyok? Ku kira engkau akan “menghajarku”, tapi ternyata tidak.

Dan ingatkah engkau kala aku memaksamu untuk pergi ke pantai, engkau katakan hari akan hujan, dan memang hujan turun? Ku kira engkau akan berkata “Benar kan yang aku bilang.” Tapi ternyata tidak.

Ingatkah engkau ketika aku menggoda mu agar kau cemburu, dan engkau memang cemburu? Kusangka kau akan meninggalkanku, tapi nyatanya tidak.

Ingatkah engkau saat aku menumpahkan kue stroberi ke karpet mobilmu? Ku kira engkau akan memakiku, tapi itu tidak kau lakukan.

Dan ingatkah engkat saat aku lupa mengatakan bahwa pesta yang kita datangi adalah pesta formal, sehingga engkau datang bercelana jins? Kupikir engkau tidak akan mengantarku pulang, tapi ternyata tidak.

Ya, banyak sekali hal yang tidak kau lakukan. Tak terhitung berapa kali engkau berkorban perasaan, namun engkau tetap mencintaiku, tetap melindungiku.

Ada banyak sekali hal yang ingin aku ubah demi engkau saat kau pulang dari perang Vietnam nanti.

Namun engkau tidak pernah kembali.
Setelah mendengar isi suratnya, apa yang ada dalam pikiran bapak dan ibu sekarang? Istri tadi ingin menjadi seseorang yang lebih baik lagi dibanding hari yang lalu.

Akan tetapi, ini yang paling menyesakkan, kerinduan yang kuatnya sudah ada, “Aku ingin memperbaharui diri, demi engkau”, tetapi kesempatan untuk sang istri bisa membuktikan bahwa dirinya bisa menjadi seorang istri yang lebih baik lagi untuk sang suaminya itu tak ada lagi. Sang suami telah gugur di perang Vietnam, dan tak pernah kembali.

Kerinduan yang kuat sudah ada. Kesadaran yang besar sudah diraih. Akan tetapi, kesempatan untuk melakukan apa yang dirindukan, apa yang disadarinya itu sudah tidak ada lagi.

Menyesakkan.
Kolose 3:1-17
3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
3:3 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.
3:4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Manusia baru
3:5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
3:6 semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).
3:7 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.
3:8 Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
3:9 Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
3:11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
3:15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.

Memperbaharui Diri

Dalam perikop kita hari ini, Kolose 3:1-17, seruan untuk terus memperbaharui diri karena pengenalan akan karya Allah di dalam Kristus Yesus untuk kita, menjadi seruan yang menghiasi hampir seluruh teks Alkitab yang kita baca hari ini:

“ ... matikanlah ...” (ayat 5)
“ ... buanglah ...” (ayat 8)
“ kenakanlah ...” (ayat 12)
“ hendaklah ...” (ayat 15-16)
“ ... lakukanlah ...” (ayat 17)

Semua yang pake -lah, -lah itu, itulah seruan untuk kita agar kita bisa menjadi manusia yang baru karena sudah mengenal kebaikan Tuhan seperti yang telah dinyatakan di dalam Kristus Yesus.

Selagi Masih Ada Kesempatan

Satu-satunya yang membedakan antara pengalaman seorang istri tentang yang suratnya kita baca dan dengar tadi dengan kita hari ini sebagai orang percaya adalah masalah kesempatan.

Bagi seorang istri tentara yang tahu bahwa suaminya itu telah gugur di medan perang dan tak akan pernah lagi kembali, kesempatan untuk menunjukkan di depan mata suaminya bahwa dirinya itu memang benar-benar telah menjadi seorang istri yang memiliki sikap dan sifat berbeda dari yang sebelumnya itu pun hilang sudah. Suaminya sudah gugur.

Akan tetapi bagi kita? Kesempatan untuk terus memperbaharui diri di hadapan Tuhan akan selalu terbuka selama kita masih menghirup nafas ini.

Sampai kapan? Sampai dengan ayat 4: "Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan."

“Kelak”. Kapan itu kelak? Kita gak tahu.

Yang kita tahu sekarang adalah kita masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk dapat tetap hidup - beraktivitas dan sekaligus kita juga tahu bahwa waktu kita di dunia ini tidaklah “aku ingin hidup 1000 tahun lagi”.

Kesempatan yang masih diberikan oleh Tuhan sehingga kita bisa masih menikmati nafas hidup ini, sekaligus juga kesempatan bagi kita untuk terus menjadikan diri kita ini “orang baik” karena pengenalan kita akan kebaikan yang telah Tuhan nyatakan bagi kita.

Perjuangan Kita

Saya ingin menutup renungan kita hari ini dengan menggambarkan sesuatu.

(Saya kemarin bawa sedotan, lalu saya genggam sedotan itu tepat di tengah telapak tangan, sehingga ada sisi sedotan yang terlihat di atas, dan ada sisi sedotan yang terlihat di bawah telapak tangan)

Apa artinya berusaha untuk memperbaharui diri?

Dunia kita akan selalu menawarkan hal-hal yang baik, dan sayangnya, sekaligus juga hal-hal yang buruk.

Katakanlah “dunia kita” itu adalah diri kita. Di dalam diri kita, semua potensi ada. Mau yang negatif macam: marah, bersungut, nge-gosip, ngiri, dan teman-temannya yang jelek itu ... mereka ada.

Dan juga tidak ketinggalan, yang positif, seperti: sabar, rendah hati, pengendalian diri, tidak berlaku curang, setia, dan teman-temannya yang anggun itu ... mereka juga ada. Semua ada dalam “dunia kita”.

Sewaktu kita mampu berkata bahwa “aku akan memperbaharui diriku”, bukan berarti segala sesuatu yang negatif itu akan menjadi hilang musnah begitu saja.

Salah.

Bibit nya selalu ada dan tak akan pernah hilang, mungkin.

Itulah sebabnya mengapa kita kemarin mungkin bisa sabar dan dengan begitu baiknya mengendalikan diri, sehingga kita tetap damai; Akan tetapi kenapa kita hari ini bisa menjadi seorang yang meledak-ledak dengan luapan amarah? Karena bibit nya akan selalu ada dalam “dunia kita” (diri kita), dan mereka siap muncul kapan saja ke permukaan.

Ambil air, siram, beri pupuk, maka bibit negatif itu akan muncul dengan segera.

Memperbaharui diri artinya "nyuekin" (mengacuhkan) kuasa dari teman-teman yang negatif itu agar tidak bertahta dalam dunia kita.

Menghentikan pasokan pertumbuhan untuk ‘yang negatif’ itu dan beralih menyirami, memberi pupuk dan merawat ‘teman-teman yang positif’ itu supaya tetap berkuasa dalam dunia kita.

Hanya dibutuhkan sedikitnya 21 hari (tiga minggu) untuk melakukan usaha yang dilakukan secara sadar untuk membentuk kebiasaan baru. (Dr. Maxwell Maltz, Pscyocybernetics)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>