II Timotius 3:10-17 | Tidak Sendirian

Renungan Khotbah Tafsir II Timotius 3:10-17 Aku ada disini untukmu. Aku mengerti dan aku mempercayai kamu.
II Timotius 3:10-17

Tidak Sendirian — Tema yang diberikan Sinode GKP hari ini (Bertumbuh dalam Ajaran yang Baik - tema dari Sinode sepertinya agak menonjok realitas hidup beberapa kejadian yang bisa kita lihat di tv akhi-akhir ini.

Masih ingat kejadian-kejadian ini:

Seorang lurah yang menghabisi nyawa seluruh keluarganya lalu dia sendiri bunuh diri (itu lurah, atau kepala desa, atau camat ya? saya lupa), lalu ada seorang anak yang menuntut ibunya sendiri ke pengadilan karena masalah tanah? Dituntut berapa? Satu Milyar! Kalau berita tentang orang yang bunuh diri: terjun bebas dari gedung tinggi mungkin bukan hal yang jarang di dengar ya.

Apa sih yang membuat mereka melakukan hal itu semua? Bergumul berat? Itu anak yang nuntut ibunya sendiri apa dia lupa bahwa, itu kan ibunya sendiri.

Sewaktu sesuatu datang dan hal itu sangat sulit dipahami - sehingga bergumul - seseorang memang kadang bisa saja kepikiran untuk melakukan hal-hal yang konyol (menurut pandangan kita) macam itu.

Kemarin saya kunjungan. Ketemu dengan seorang bapak muda yang baru saja kecelakaan. Tabrakan motor. Hasilnya, dua tangannya patah.

Bapak itu cerita bahwa sempet kepikiran gimana ini nanti ke depannya? Sempet bengkak parah pun patah tangannya itu karena di bawa ke tukang urut. Untungnya bapak itu dinasehati oleh semua keluarga untuk mau di bawa ke rumah sakit, dan akhirnya operasi. Kan serem kalau terlambat sedikit itu tangan bisa diamputasi.
II Timotius 3:1-17
Iman bertumbuh dalam penganiayaan dan pembacaan Kitab Suci
3:10 Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.
3:11 Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari padanya.
3:12 Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,
3:13 sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan.
3:14 Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.
3:15 Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
3:17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
Dalam teks Alkitab kita hari ini, kita ketemu dengan seorang anak muda: Timo, yang sedang bergumul dalam tugas pelayanannya waktu itu.

Saya hanya ingin mengingatkan bahwa ini kan surat rasul Paulus yang ke dua untuk Timotius.

Kebayang gak situasinya? Saya ngebayanginnya sih gini, Timotius pertama kali bergumul dalam tugas pelayanannya lalu Tuhan melalui rasul Paulus meneguhkan dan menyemangati Timotius di surat yang pertama.

Nah ini surat yang ke dua. Artinya? Timotius di surat yang pertama sudah dikuatkan dan sekarang jatuh semangat lagi. Itulah sebabnya Rasul Paulus menuliskan kembali pesan firman Tuhan bagi Timotius melalui surat yang ke dua ini.

Saya hanya mau mengajak kita untuk merenungkan dua hal saja hari ini.

Dikelilingi Orang Baik

Bersyukurlah karena bapak, ibu, teman-teman muda hari ini dikelilingi oleh orang-orang (keluarga, tetangga, jemaat) yang menguatkan, memulihkan, menopang, menyemangati.

Timotius dikelilingi oleh mereka yang seperti itu dan beruntungnya dia. Ibu dan neneknya yang memberikan ajaran yang baik dan sahabat sekaligus bapa rohaninya - Paulus - yang selalu menopang, menyemangati dan menguatkan Timotius.

"Ketika aku kehilangan semangat dan bergumul, aku ditopang."

Boleh nanya?

Betul gak nih itu adalah gambaran diri kita ketika kita ada ditengah kebersamaan? Seseorang yang kepadanya dia akan berkata, "Betapa bersyukurnya aku karena Tuhan telah mengirim kamu dalam hidup aku."

"Di luar sana, banyak orang yang tidak memahamiku, tidak menyemangatiku, tidak menopangku. Akan tetapi di sini, bersama kamu aku tenang, aku dipahami."

Apakah betul orang itu adalah bapak dan ibu?

Merasa Sendirian?

Sayangnya selalu ada pengalaman-pengalaman lain yang tidak seberuntung bapak dan ibu dan Timotius dalam teks Alkitab kita hari ini.

Di luar sana mereka menderita karena pergumulan dengan orang-orang atau dengan pekerjaan mungkin. Di dalam, ketika mereka pulang ke rumah, ada di tengah-tengah saudara-saudari seimannya, kok malah jadi tambah menderita ya?

Dan orang-orang yang seperti itulah yang seringkali kehilangan pengharapan karena merasa tidak ada siapa-siapa yang memahami nya.

Tindakan yang tadinya kita kira dan pikir: itu konyol, bagi mereka yang telah kehilangan pengharapan, itu adalah hal yang logis.
- buat apa ... saya gagal kok ...
- buat apa ... saya kan gak berguna ...

Kalau bapak dan ibu bertemu dengan mereka, apa yang akan bapak dan ibu lakukan bagi mereka, bagi dia? Berharap kitalah orang yang akan selalu berkata: "Aku ada untuk kamu. Aku mengerti dan aku mempercayai kamu."

Yang susah adalah jika kita yang berpikir bahwa kita lah orang nya. Maksudnya kitalah orang yang mengira bahwa tak ada orang yang memahami dan menguatkan kita lagi di tengah kehidupan kita sekarang ini. Apa yang akan kita lakukan bila begitu?

Berharap kita tidak melupakan bahwa sekalipun semua orang tidak memahami atau bahkan tidak percaya, akan selalu ada yang tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian.

Dia ada, Dia mengerti dan Dia percaya bahwa setiap kita bisa menemukan diri kita yang terbaik, melewati pergumulan hari ini dan menemukan berkat di balik setiap pergumulan.

Bukankah tepat di saat itu, seharusnya setiap orang bisa berkata: Aku tidak pernah sendirian.

Saat saya menyadari bahwa Sang Penolong Rahasia telah mengampuni apa yang tak dapat saya lupakan dan bahwa Ia telah melupakan apa yang masih saya sesali, ada suatu rasa kelegaan yang begitu nyata. Tembok-tembok yang telah saya bangun untuk melindungi perasaan saya dan menyembunyikan rasa bersalah di masa lampau menjadi semakin kurang dibutuhkan. Sepanjang waktu saya merasa bahwa saya mencegah orang untuk masuk, tetapi sebenarnya saya melarang diri saya sendiri untuk keluar. Sebuah tembok yang tidak kelihatan mengurung saya. (T. D. Jakes dan Serita, The Princess Within)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>