Yohanes 19:28-42 | Jumat (Tiga Hari Lagi Baru) Agung

Yohanes 19:28-42

Jumat (Tiga Hari Lagi Baru) Agung — Syalom bapak ibu semua. Di antara semua hari raya gerejawi, mungkin hari ini adalah hari raya gerejawi yang paling canggung untuk kita merayakannya.

Coba kita lihat: Natal, enak kita merayakannya. Paskah, apalagi ini senang kita merayakannya. Kemudian ada Kenaikan Tuhan Yesus dan Pentakosta, juga gak sedih-sedih banget.

Akan tetapi Jumat Agung? Bagaimana kita harus merayakannya? Ngucapin selamat? Selamat Jumat Agung? Agung-nya itu kan terlihat karena Paskah ada. Kalau gak ada Paskah, gak akan ada kata sambung Agung.

Betul ya? Kalau gak ada Paskah atau Kebangkitan, Jumat ini cuma hari Jumat Kelabu. Agungnya itu baru kita sadari betul setelah tiga hari kemudian. Jumat (tiga hari lagi baru) Agung.

Semua ucapan selamat Jumat Agung yang ceria pasti karena disitu terselip “pesan Paskah” di dalamnya.

Benar gak? Contoh: “Dia mati untuk kami, Dia bangkit untuk kami” Nah kan ada pesan Paskahnya. Coba yang murni Jumat Agung thok gitu, bagaimana cara merayakannya? Tahu mengucapkan selamatnya bagaimana?

Tidak ada orang yang mengucapkan selamat di hari jumat waktu Yesus wafat di salib. Semua berduka, semua kehilangan.

Semua melupakan apa yang dahulu sudah diberitahu oleh Yesus. Kesusahan itulah yang dialami oleh para murid dan pengikut Tuhan Yesus pada waktu itu.

Yohanes 19:28-42
Yesus mati
19:28 Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia--supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci--:"Aku haus!"
19:29 Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Lambung Yesus ditikam
19:31 Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib--sebab Sabat itu adalah hari yang besar--maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan.
19:32 Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus;
19:33 tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
19:34 tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
19:35 Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya.
19:36 Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan."
19:37 Dan ada pula nas yang mengatakan: "Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam."

Yesus dikuburkan
19:38 Sesudah itu Yusuf dari Arimatea--ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi--meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu.
19:39 Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya.
19:40 Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat.
19:41 Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang.
19:42 Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Yesus ke situ.
Saya tertarik dengan keterangan beberapa nama yang disebutkan dalam perikop kita.

Ada Yusuf Arimatea (ayat 38), menarik ya disebutkan di situ bahwa ia mengikut Yesus dengan sembunyi-sembunyi karena takut diketahui oleh orang-orang Yahudi lainnya.

Ada Nikodemus (ayat 39) masih ingat Yohanes 3:16? Ayat itu muncul dalam rangkaian cerita percakapan Yesus dengan Nikodemus ini.

Saya kepikiran bagaimana perasaan mereka setelah Yesus dalam perikop kita hari ini diketahui oleh mereka telah wafat? Paling tidak mereka memiliki modal utama yang sangat besar: Di saat para murid Yesus lari tunggang-langgang menjauh, mereka berdua malah tetap mendekat.

Hari ini saya mau mengajak kita untuk melihat Jumat Agung dari perspektif itu.

Merayakan Jumat Agung adalah merayakan semangat kita untuk tetap berjalan bersama Tuhan. Meskipun tampaknya, rasa-rasanya Tuhan bungkam, diam bahkan kita pikir Tuhan itu mati, gak ada pergerakan-Nya sama sekali.

Namun tetap ada orang yang terus setia mendekat kepada Tuhan yang terbungkam itu.

Kabar baiknya, bahkan kepada mereka yang kabur (seperti para murid yang kabur), Tuhan masih saja tetap menunjukkan keagungan di hari Jumat itu tiga hari lagi.

Jika kepada mereka yang menjauh saja Tuhan datang mendekat dan menunjukkan keagungan-Nya, apalagi kepada bapak dan ibu, kepada kita semua yang berjuang selalu untuk tetap dekat dengan Tuhan walaupun seperti mau mati rasanya.

God proved his love on the cross. When Christ hung, and bled, and died, it was God saying to the world, “I love you.” (Billy Graham)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>