Mazmur 119:97-104 | Kurang Gizi

Mazmur 119:97-104

Kurang Gizi — Jujur saja, tampilan Alkitab kita memang tidak menarik. Melihat bentuk Alkitab yang "se-tebal jasa" (bahasa orang Sewan, maksudnya: tebel banget gitu) mungkin sudah membuat kita malas 'tengok'.

Kalaupun kita akhirnya tergerak membuka Alkitab, kita akan bertemu tulisan yang "kuecil-kuecil banget" sehingga perlu ekstra perhatian hanya untuk mulai membacanya saja.

Anggaplah kita sukses melewati dua hal itu dan kita mulai membaca Alkitab kita, biasanya seseorang akan selalu punya kesempatan bertanya setelah membaca: "Maksud ayat ini apa ya? Kok saya kurang mengerti."

Seabrek halangan untuk bisa mulai akrab dan intim dengan Firman Tuhan memang menjadi pergumulan yang dihadapi semua orang.

Oleh sebab itulah perikop kita hari ini menjadi menarik. Karena Daud ternyata sukses dalam mengalahkan seabrek halangan itu dan mendapatkan manfaat dari keintimannya dengan Firman Tuhan.
Mazmur 119:97-104
Bahagianya orang yang hidup menurut Taurat TUHAN
119:97 Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari.
119:98 Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku.
119:99 Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan.
119:100 Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu.
119:101 Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu.
119:102 Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah yang mengajar aku.
119:103 Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku.
119:104 Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta.

Menjadi lebih bijaksana (ayat 98), lebih berakal budi (ayat 99), lebih berpengertian (ayat 100), lebih mengenali apa artinya janji Tuhan yang -katanya- manis itu (dan memang benar manis adanya).

Apa yang membuat Daud bisa mengalahkan seabrek halangan yang kita hadapi sekarang dan akhirnya membuat perbedaan besar antara dirinya dengan diri kita? Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan itu tentunya.

Akan tetapi paling tidak kita semua sebagai orang percaya sepakat bahwa di dalam Alkitab terkandung "nilai gizi penuh" yang diperlukan oleh keseluruhan ke-diri-an kita untuk bisa bukan hanya sekedar survive (mampu bertahan) tetapi menjadi pribadi yang menang (mengalahkan pergumulan).

Saya mau cerita sedikit tentang pengalaman, dahulu saya ini gak suka masakan cumi. Apa itu masakan kok hitam seperti itu, gak enak. Tapi lama-lama akhirnya nyoba juga dan ternyata enak.

Mungkin membaca Alkitab juga seperti itu ya ... Awalnya rasa-rasa gak enak, tapi setelah sekali saja kita menemukan citarasa "janji manis yang terbukti" di dalam kehidupan kita, perubahan terjadi.

Bersyukurnya, melahap Firman Tuhan tidak akan memiliki efek samping yang merugikan samasekali. Jadi bagaimana? Kita mulai menikmati perjalanan hidup kita bersama Firman Tuhan di dalam Alkitab atau masih membiarkan diri kita kekurangan gizi?

Alkitab yang rusak biasanya adalah milik seorang yang utuh. (Charles Spurgeon)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>