Filipi 1:3-11 | Allah yang Memulai, Allah yang Menyertai

Renungan Khotbah Tafsir Filipi 1:3-11 Apakah dia lupa bahwa hari itu dia sedang menghadapi pergumulan berat, namun dia tetap bersyukur?
Filipi 1:3-11

Allah yang Memulai, Allah yang Menyertai — Beberapa abad yang lalu seorang pengkhotbah terpanggil untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di daerah pedalaman yang belum mengenal Kristus.

Ketika suatu hari ia sedang memberitakan kabar baik itu, seorang penduduk maju ke depan dan memberi kepadanya sebuah kertas. Ketika ia membuka kertas itu, betapa terkejutnya ia membaca apa yang tertera di dalamnya: “Bodoh!”

Lama dia terdiam menatap kertas itu di tengah orang-orang yang masih mendengarkan pemberitaan firman yang ia sampaikan waktu itu. Ia sedih, ia merasa tidak diterima, ia kecewa.

Tapi beberapa saat kemudian, ia melanjutkan khotbahnya dengan menjelaskan kertas yang baru saja ia terima itu:

"Saudara-saudariku, saya sudah sering menerima surat. Selama ini saya menerima surat pasti ada nama pengirim surat dan isi suratnya. Nah, baru kali ini saja saya pertama kali menerima sebuah surat yang ada nama pengirimnya tapi lupa menuliskan isi suratnya kepada saya."

Ia lalu melanjutkan pemberitaan kabar baik Tuhan itu dan banyak orang diberkati dan menjadi percaya pada Yesus.

Hidup sebagai orang percaya yang memiliki kerinduan untuk mengabarkan kabar baik bagi sesama memang tidak mudah. Berbagai penolakan, cibiran bahkan penderitaan mungkin kita alami dalam perjalanan hidup kita ini.

Kalau sudah begini, pertanyaan besar terpampang dalam papan kehidupan kita: Masihkah perlu dilanjutkan perjalanan kita sebagai orang percaya itu?
Filipi 1:3-11
Ucapan syukur dan doa
1:3 Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu.
1:4 Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.
1:5 Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini.
1:6 Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.
1:7 Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita Injil.
1:8 Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian.
1:9 Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian,
1:10 sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus,
1:11 penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.

Allah yang Memulai, Allah yang Menyertai

Dalam pembacaan Alkitab kita hari ini, Paulus tahu benar bagaimana rasanya susahnya memberitakan kabar baik Tuhan kepada sesama pada waktu itu.

Berbagai ancaman, kejaran hingga akhirnya dia di penjara karena memberitakan kabar baik dari Tuhan. Dengan semua yang dialaminya itu, bukankah seharusnya Paulus merasakan penderitaan yang bisa membuatnya berhenti sampai di sini saja?!

Akan tetapi, anehnya, alih-alih menyesali apa yang telah terjadi di dalam hidup Paulus sekarang ini yang sedang di penjara; Alih-alih meratap sedih penderitaan yang ia alami sekarang ini ... Paulus menuliskan sesuatu yang luarbiasa kepada jemaat di Filipi:

“Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu”

Apakah Paulus lupa bahwa saat itu dia ada dalam penjara sehingga ia bisa senantiasa menceritakan rasa syukurnya kepada jemaat di Filipi? Tidak!

Filipi 1:7-8:
... baik pada waktu aku dipenjarakan ... Sebab Allah adalah saksiku ...


Paulus senantiasa dapat bersyukur dalam segala hal, bahkan penderitaan yang ia alami sekarang ini karena ia percaya bahwa Allah adalah saksi baginya!

Hal itulah yang menjadi bentuk perwujudan iman yang memberikan kekuatan pada Paulus yang mau ia bagikan kepada jemaat di Filipi dan kepada kita sekarang bahwa meskipun sekarang benar dia di penjara tapi Allah adalah saksi baginya dan “Apa yang telah di mulai oleh Allah akan diteruskan oleh-Nya hingga kita menemukan kemuliaan Allah di dalam Yesus Kristus” (ayat 6).

Bagimana dengan kehidupan kita sebagai orang percaya di masa kini?

Apakah terjalnya perjalanan menghentikan langkah maju kita? Apakah beban berat yang terdapat diatas bahu membuat kita lelah? Apakah penolakan yang mungkin terjadi dalam hidup kita bahkan penderitaan yang ada membuat kita enggan melanjutkan perjalanan?

Allah telah memulai sesuatu yang luar biasa baik di dalam hidup kita! Dan janji-Nya kepada kita semua adalah: kita tidak pernah sendirian dalam melewati semua itu, Allah menyertai kita!

Sharing: Adakah kisah hidup saudara yang dramatis, yang di dalamnya Saudara melihat dan merasakan bagaimana Allah bekerja dan menolong Saudara? Ceritakanlah. Dari kisah itu, masihkah kita ragu dan takut berjalan bersama Allah?

Ketika Allah melihat seseorang yang tidak berhenti – menyerah, Ia melihat ke bawah dan berkata, “Ada seseorang yang bisa Aku pakai”. (John L. Mason, An Enemy Called Average, 57)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>