Markus 1:1-8 | Tahun Baru, Apanya yang Baru?

Renungan Khotbah Tafsir Markus 1:1-8 Merayakan berjuta kemungkinan jawaban-jawaban dari Tuhan
Markus 1:1-8

Tahun Baru, Apanya yang Baru? — Tujuh hari berlalu di tahun baru 2018 ini. Setiap kali kita mengingat perayaan Tahun Baru, pasti sedikit banyak kita kepikiran juga tentang pertanyaan yang menjadi tema kita hari ini: Tahun Baru, Apanya yang Baru? Selain ganti kalender baru, apanya yang baru di tahun baru ini?

Coba kita cek:
Tahun baru berarti ... rumah baru? Gak.
Tahun baru berarti ... kendaraan baru? Gak juga.
Tahun baru berarti ... tempat kerja yang baru? Gak juga.

Jadi kita sorak-sorai tiup terompet pasang kembang api bakar-bakar ikan (selain tentu saja kita ibadah keluarga tutup tahun) kemarin kita ini merayakan apa sebenarnya? Saya nyari jawaban dari pertanyaan itu waktu merenungkan tema kita hari ini ...

Dan ini yang saya temukan. Kembali ke cara kita men-cek tadi:
Tahun baru berarti ... rumah baru? Gak.
Tahun baru berarti ... kendaraan baru? Gak juga.
Tahun baru berarti ... tempat kerja yang baru? Gak juga.

Minimal sampai hari ini enggak.

Merayakan Kemungkinan

Akan tetapi kalau kita ganti dengan kalimat mungkinkah itu terjadi di sepanjang tahun yang baru ini? Dari yang gak punya rumah, mungkin di tahun ini kita punya rumah (walaupun cicilan), tahun kemarin nganggur. Mungkinkah di tahun baru ini kita mendapatkan pekerjaan yang baru?

Jawabannya tentu mungkin saja.

Jadi kalau saya ditanya tahun yang baru itu kita merayakan apa? Saya akan menjawab:

Kita merayakan berjuta kemungkinan jawaban-jawaban dari Tuhan tentang doa dan pengharapan kita dibukakan di tahun yang baru ini.

Kemungkinan? Ya kemungkinan. Mungkin di tahun baru ini kita akan naik, atau mungkin juga kita bisa jadi malah turun ... Tapi semua kita pasti berjuang agar kehidupan ini makin hari main bertumbuh, makin naik ... gak ada yang mau hidup ini makin hari makin turun kan ....

Markus 1:1-8
Yohanes Pembabtis
1:1 Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.
1:2 Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: "Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu;
1:3 ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya",
1:4 demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu."
1:5 Lalu datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan.
1:6 Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan.
1:7 Inilah yang diberitakannya: "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak.
1:8 Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus."

Apanya yang Baru?

Hari ini saya mau mengajak kita untuk memastikan kita berjalan di trek yang tepat untuk mengubah “kemungkinan” menjadi “tepat pada waktunya pasti dibukakan oleh Tuhan”.

Saya tertarik dengan dua ayat yang ada dalam perikop kita hari ini ...

Yang pertama, ayat 4

Markus 1:4
demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu."

Ini menarik ya, karena kalau kita agak mundur sedikit ke dalam sejarah Israel sebelum zaman di dalam perikop kita hari ini, setelah orang-orang Israel kembali dari masa pembuangan (tahun 500 SM), ada perubahan besar-besaran dalam pola hidup beriman mereka.

Mereka menjadi sangat-sangat taat terhadap hukum Tuhan di dalam Perjanjian Lama supaya mereka tidak lagi merasakan pahitnya hidup di pembuangan atau dimarahi oleh Tuhan lagi.

Akan tetapi di dalam perikop kita hari ini, lima abad setelah masa kembalinya mereka dari pembuangan, mereka lagi-lagi hidup dijajah (sekarang oleh Romawi).

Menjawab pertanyaan apa yang baru di tahun yang baru ini?

Pola hidup berimannya yang harus terus-menerus diperbaharui – ditingkatkan.

Contoh:

Pernah ngitungin gak bolong-bolongnya kita gak ikut kebaktian minggu, KRT atau kategorial di tahun-tahun yang lalu?

Dulu gak terhitung Tuhan banyaknya bolong-bolongnya ... Saking jarangnya ikut kebaktian jadi gak terhitung lagi yang bolong-bolongnya. Nah kalau begitu, tahun baru ini harus lebih baik!

Tahun lalu gak terhitung banyaknya, semoga tahun ini saya bisa menghitung bolongnya saya gak ikut kebaktian itu berapa kali ... Dari yang awalnya kita gak bisa ngitung karena saking banyaknya gak ikut, tahun ini semoga bisa kehitung (dengan dua tangan ini kehitung berapa jari yang bolong gak ikut kebaktiannya). Peningkatan!!

Pernah ngitungin gak bolong-bolongnya kita membawa persembahan syukur kita pada Tuhan? Atau sama seperti yang tadi ... karena saking banyaknya bolong jadi lupa kapan terakhir kali kita membawa rasa syukur kita dihadapan Tuhan.

Kita sering jatuh bangun di sini. Ya, kita. Termasuk saya ... Dulu juga saya gak kehitung bolong-bolongnya ... tapi akhirnya kita semua rindu untuk belajar setia.

Terakhir, ayat 6

Markus 1:6
Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan.

Ini juga menarik, pakaian dan jubah bulu unta, makanan belalang dan madu. Ini pakaian paling sederhana dan makanan paling sederhana yang ada saat itu. Sekarang sih memang jubah kulit dan madu rasanya mahal ya, tapi di zaman Yohanes hal itu memang ditemukan dengan mudah dalam keseharian israel.

Coba bandingkan dengan “pakaian mahal” yang satu ini,

Matius 27:28
Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.

Jubah Ungu!! Sewaktu prajurit Romawi menghina Yesus sebagai “raja orang Yahudi” mereka ngasih jubah ungu untuk menyindir (raja kok kalah) ... Jubah ungu, mahkota duri.

Jubah ungu ini pakaian termahal di zaman itu karena proses pembuatan dan pewarnaan jubah itu menjadi ungu ini susah pada zaman itu. Sehingga wajar jika yang mengenakan jubah warna ungu biasanya hanya orang-orang kerajaan saja (di zaman waktu itu).

Untuk menjawab pertanyaan apanya yang baru di tahun baru ini? Pastinya kita sudah me-review sikap-sikap hidup kita – gaya hidup kita di tahun yang sudah berlalu.

Apa yang masih bisa ditingkatkan lagi? Apa yang kurang berkenan? Apa yang menghambat pertumbuhan? Pernah ngitungin sikap kasar kita di tahun yang lalu? Atau masih sama, saking banyaknya kita ini jadi orang yang kasar jadi susah ngitungnya.

Doa kita, semoga di tahun yang baru ini kita menjadi orang yang lebih baik lagi sehingga semakin dimudahkan bagi kita untuk peka dan menemukan jawaban-jawaban dari Tuhan di tahun yang baru ini. Amin.

Setiap kali Anda lulus dari sekolah pengalaman, akan ada orang lain yang menemukan (mengajarkan) kursus baru. (Zig Ziglar, Something Else to Smile About, 231)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>